Yang lagi luang, monggo dibaca
Yg lagi nganggur boleh baca ini sebentar ☺
Tak Usah Cemas Karena Merasa Tertinggal, Hidup Tak Pernah Seragam
By Camelia Virgo
Salah satu hal yang sering membuat insan yang berumur 20-an galau adalah perasaan tertinggal dibandingkan dengan teman-temannya. Ketika dia melihat sebagian dari temannya sudah mulai bergerak jauh, apa yang didapati di dirinya tidak sama dengan temannya.
Tidak hanya mengenai materi, sebagian lain mungkin mempermasalahkan yang namanya pendidikan. Atau ada yang lainnya merasa tertinggal dibidang prestasi, kemampuan, kekuatan, penampilan, dan juga dalam urusan MENIKAH dan percintaan.
Umur 20-an merupakan umur yang rentan. Seperti umur 13-an ketika seseorang mulai berjuang mencari jati dirinya, umur 20-an merupakan saat-saat dimana seseorang ingin menampakkan dirinya di lingkungannya. Dia ingin menampilkan siapa dirinya, apa kemampuannya, dan apa prestasinya.
Ini semua akan diukurnya dengan membandingkan dirinya dengan orang-orang sekitarnya. Apakah itu keluarganya, temannya, bahkan juga musuhnya. Dan yang terjadi, ketika dia melihat dirinya tidak lebih berhasil dibandingkan lingkungannya, maka akan muncul perasaan rendah diri pada dirinya.
Apakah semua manusia harus ‘sukses’ pada usia 20-an?
Saya akan mengutip tulisan Malcom Gladwell dalam buku “What the dog saw” pada bab yang berjudul terlambat panas.
Contoh-contoh yang tak dapat diabaikan Galenson adalah Pablo Picasso dan Paul Cezanne. Galenson seorang pecinta seni, dan tahu kisah hidup kedua seniman tersebut. Picasso bisa dianggap “anak ajaib”. Karirnya sebagai seniman serius bermula dengan satu mahakarya, Evocation: The Burial of Casagemas, yang dia buat ketika berumur dua puluh. Dalam waktu singkat, Picasso membuat banyak karya terbesarnya – termasuk Les Demoiselles d’ Avignon, pada umur dua puluh enam. Picasso cocok sekali dengan gagasan kita yang biasa tentang kegeniusan.
Sementara Cezanne tidak. Jika mendatangi ruang Cezanne di Musee d’Orsay, Paris – koleksi terbaik Cezanne di dunia – kumpulan mahakarya yang akan Anda dapati sepanjang dinding belakang dilukis pada akhir kariernya. Galenson melakukan analisis ekonomi sederhana, membuat tabel harga yang dibayar pada lelang lukisan Picasso dan Cezanne dan umur ketika kedua pelukis tersebut membuat tiap lukisan.
Lukisan yang dibuat Picasso ketika berumur pertengahan dua puluhan didapati rata-rata empat kali lipat lukisan yang dibuat Picasso ketika berumur enam puluhan. Kebalikannya berlaku pada Cezanne. Lukisan-lukisan yang dibuat Cezanne pada umur enam puluhan dihargai sampai lima belas kali lebih tinggi daripada lukisan-lukisan yang dibuatnya ketika muda.
"Cepat Panas" ataupun "Lambat Panas", masing-masing punya proses panjang yang penuh perjuangan, dan itu bukan untuk dibanding-bandingkan.
Dibuku ini Malcom menggunakan kata “cepat panas” dan “lambat panas”. Picasso merupakan salah satu pemuda yang cepat panas, karena pada saat umur 20-an dia mampu menghasilkan karya terbaiknya. Sedangkan Cezanne merupakan pemuda yang lambat panas, karena karya-nya yang baik dihasilakan nya disaat usianya sudah tidak lagi muda.
Bagimu yang belum mencapai kesuksesan, bisa jadi kamu adalah mereka yang terlambat panas. Dalam buku “time of your life” yang ditulis oleh seorang professor dari korea, Rando Kim, dia mengibaratkan manusia itu seperti bunga yang beragam. Bunga yang memiliki waktu masing-masing untuk mekar. Ada yang mekar di musim semi, ada ada yang mekar di musim gugur.
“…ingatlah bahwa kamu memiliki masa mekarmu sendiri, begitu juga dengan teman-temanmu. Musimmu belum datang,tetapi ia pasti akan datang ketika saatnya kuncupmu mekar. Mungkin kuncup itu mekar lebih lama dari yang lain, tetapi ketika tiba waktunya, kamu akan mekar dengan begitu indah dan menawan seperti bebungaan yang telah mekar sebelum dirimu. Jadi angkatlah kepalamu dan bersiaplah untuk menyambut musimmu.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar