Rabu, 24 Juni 2015

HIJAB DAN SURAT CINTA "NAURA"

"Ku masih disini untuk menunggu

Saat-saat indah itu hadir

Saat hati dipenuhi dengan sejuta rasa

Sejuta rindu untuknya

Akan kusemai dengan butiran-butiran cinta hanya untuknya"

“Hmm… puisi cinta lagi ya Ra?” tanyaku pada Naura saat menemukan sebuah kertas dimeja belajarnya.

Naura yang sedang merapikan pakaian dilemarinya segera merebut kertas itu dari tanganku.

“Jangan dibaca mba Nicke, itu punya Naura tahu” keluhnya - rona wajahnya mulai memerah karena malu -

Aku tersenyum, melihatnya ”Sekolah dulu yang benar baru bicara cinta, katanya pengin masuk Universitas Negeri Semarang bareng mba,, ya harus belajar yg rajin toh dek..” ucapku sambil berlalu keluar dari kamarnya, sekilas kulihat wajahnya cemberut menatapku.

¤¤¤

Oya perkenalkan aku Nicke Aditya Putri dan saat ini aku kuliah pada tingkat pertama fakultas Bahasa dan Seni, Naura adalah salah satu keponakanku yang sekarang ini tinggal bersama keluargaku, dia sudah seperti adik kandungku sendiri, saat ini ia masih duduk dibangku SMU tepatnya kelas 3. Dia menjadi adik kesayanganku karena ia sangat penurut. Apalagi semenjak ia memutuskan untuk berhijab, sosoknya yang dulu ku kenal tomboy mulai berubah menjadi sosok muslimah yang anggun dan cantik dengan jilbabnya.

Jika menoleh lagi kebelakang bagaimana usaha yang kulakukan dulu untuk membuat ia menjadi seperti saat ini bukanlah perkara mudah. Dimulai dari usahaku mengenalkannya pada lingkungan Remaja Mesjid didesa kami, hingga memberikannya jilbab untuk pertama kali. Aku masih ingat komentarnya dulu saat kuhadiahkan sebuah jilbab pada ulang tahunnya yang ke 15.

“Mba Nicke nggak salah kasih hadiah kan?”

“Nggak, jilbab ini khusus mba belikan buat Naura” jawabku.

“Tapi Ra kan minta celana jeans yang model terbaru itu, bukannya jilbab, mba nicke kan tahu jilbab itu bukan gaya pakaianan Ra”

“Memakai jilbab bagi wanita yang sudah akhir baliq adalah sebuah kewajiban bukan gaya pakaian ataupun sekedar ikutan mode. Bukankan Ra sudah pernah mendegarnya dipengajian rutin remaja masjid”

“Iya Ra tahu, tapi...”

“Sudah, jangan pake tapi-tapi lagi, sekarang coba dipakai ya adikku sayang”

Naura dengan wajah cemberut mulai memakai jilbab itu, aku bantu merekatkan peniti pada kain jilbab bawah dagunya.

“Subhanallah coba lihat dik, kamu kelihatan lebih cantik dan anggun kalau pakai jilbab”

Sejak saat itu ia mulai memakai jilbab, tapi masih mengenakan celana jeansnya. Pelan-pelan ku beri ia pengarahan lagi. Setiap ada pengajian dimesjid aku selalu mengajaknya. Walaupun ku tahu ia sering ketiduran disudut masjid saat ustadzah sedang menyampaikan tausyiahnya. Saat dirumah ku tanyakan apa yang disampaikan ustadzah, dia hanya tersenyum.

Tapi Naura masih tetap membuat ayah kesal, suatu hari kami dikejutkan dengan kedatangan seorang guru dari sekolahnya yang memberitahukan kalau Naura telah menampar seorang teman lelakinya disekolah. Hingga mendapatkan teguran keras dari gurunya. Bisa dibayangkan betapa malunya ayah saat itu. Naura dimarahi ayah semalaman. Tapi dia menyangkalnya dengan dalih ingin melindungi teman perempuannya yang hendak dilecehkan.

“Bagaimana kamu bisa melindungi orang lain, sementara dirimu sendiri tidak terurus dengan baik. Wanita tapi kelakuannya seperti lelaki, tak bisakah kau contoh kakakmu itu” ungkap Ayah kesal.

Sementara Ibu memeluk lenganya dan berkata “Naura sudah besar nak, bersikaplah sebagaimana seorang muslimah. Ibu tahu niat baik Ra. Tapi Naura juga harus ingat posisi Naura yang dirugikan sekarang justru Naura sendiri kan?”

Naura diam saja. Saat hendak tidur aku menghampirinya.

“Naura, tahu dik kenapa ayah dan ibu marah tadi?”

“Tahu, karena ayah dan ibu tidak menyukai Ra kan”

“Bukan adikku, tapi karena mereka sangat mencintaimu melebihi cintanya pada dirinya. Ayah dan ibu ingin yang terbaik untuk Ra, jadi coba direnungkan nasehat mereka tadi ya dik . Dan sebaik-baiknya pelindung bagi wanita adalah hijab sehingga dia dapat terhindar dari niat-niat buruk pihak yang tak bertanggung jawab”

¤¤¤

Dan disuatu hari yang cerah Naura berdiri dihadapan kami, Aku, Ayah, dan Ibu dengan mengenakan gamis dan jilbab lebarnya.

“Subhanallah... Naura kamu cantik sekali nak” komentar Ibu.

“Ini Naura anak Ayah kan?” Tanya Ayah tak percaya rona kebahagiaan terpancar jelas diwajahnya.

Aku mendekati dan memeluknya.

“Naura nanti jangan jadi muslimah musiman ya, pake jilbab hanya karena mau memasuki bulan Ramadhan saja” ucapku setengah berbisik.

“Ih... mba nicke, komentarnya yang baik dikit napa, kayak Ayah dan Ibu misalnya bukannya malah buat Ra kesal”

“Hehee sapa tahu ada udang dibalik bakwan, ada maksud tersembunyi gitu. Seperti fenomena jilbaber remaja saat ini”

“Nggak ada mbaa...!! Ra berjilbab ihklas karena ALLAH dan Ra ingin menjaga izzah”

“Alhamdulillah... Mulai pinter adik kakak”

“Udah dari dulu tahu” celetuknya.

“Sudah-sudah kenapa jadi ribut gini. Nicke berhentilah mengoda adikmu” kata Ayah.

Kami tertawa

Terima kasih Ya ALLAH untuk hidayah yang Engkau berikan pada adikku.

¤¤¤

Sejak saat itu Naura adikku benar-benar menjelma menjadi sosok muslim yang seutuhnya. Ia tidak pernah lagi ketiduran dimasjid saat ada pengajian bahkan saat sesi tanya-jawab, Naura yang paling sering bertanya. Saat dirumah dia lebih sering mengaji ataupun belajar dari buku-buku Islam. Dulu Naura paling gemar mendengarkan lagu-lagu pop dan rock tapi sekarang setiap pagi yang terdengar dari kamarnya adalah lantunan shalawat ataupun nasyid yang ia putar dari tapenya.

Setiap ada waktu senggang dirumah, ia lebih sering mengajakku diskusi tentang agama. Kami sering membahas masalah remaja muslim. Oya Naura mulai aktif diorganisasi Islam disekolahnya atau yang lebih dikenal dengan istilah ROHIS. Bahkan teman-teman ROHISnya sering berkunjung kerumah.

¤¤¤

Sore itu aku mengendarai motor bebek tuaku menuju rumah, setelah seharian berkutat dengan aktifitas kampus. Sesampai dirumah aku menujun kekamar Naura hendak menyerahkan buku yang ingin ia baca yang ku pinjam diperpustakaan.

“ Ra, ini buku pesanan kamu tapi senin depan harus dikembalikan ya” ucapku sembari membuka pintu kamarnya.

“Naura sedang Ibu suruh kewarung Bu Ina. Ndu” jawab Ibu dari dapur.

Sebaiknya kuletaknya dimeja belajarnya saja. Dan saat meletakkan buku tersebut diatas meja aku melihat tumpukan kertas dimeja belajarnya. Kukira itu pasti puisi-puisi yang ditulisannya. Tapi ada sebuah benda yang menarik perhatianku saat itu. Sebuah amplop bewarna merah jambu yang berbuka.

Hatiku bertanya-tanya surat apakah itu karena biasanya aku tidak menemukannya disini. Ah, kenapa aku jadi mencurigai adikku sendiri, itukan privasinya tapi sebagai seorang kakak aku juga harus memperhatikan pergaulan adikku agar ia tidak terjerumus ke hal-hal negativ. Didorong rasa tanggung jawab itu aku mulai membaca isi surat itu.

Gubrakkk...!!!

Rasanya tubuhku telah terpentar jauh kesudut dinding kamar saat mengetahui surat itu adalah surat cinta untuk Naura.

♥♥.•*´¨`*•. (`'•.¸ (`'•.¸*¤* ¸.•'´) ¸.•'´) .•*´¨`*•.♥♥

Teruntuk Naura Qanita

Yang terkasih

Bismillahirrahmanirrahim

Kutulis surat ini sebagai ungkapan dari hati

Dengan penuh kebimbangan dan kepasrahan

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Naura, bagaimana kabar imanmu hari ini?

Semoga Kasih Sayang dari ALLAH selalu tercurah untukmu disini. Aamiin.

Naura tahukah kamu apa yang paling diinginkan musafir diantara teriknya mentari dipadang yang tandus untuk melepas dahaga?

Iya kamu benar Naura yang diinginkan hanyalah air.

Dan berumpamaan itu diri ini tengah mencari pelabuhan untuk melabuhkannya.

Naura sejak bertemu dan kenal denganmu pada rapat rohis sebulan lalu.

Entah kenapa disudut hati ini mulai dihiasi dengan senyuman dari wajahmu dan bayang-bayang itu terus menghantuiku.

Hati ini mulai dirundung kegelisahan karenanya.

Naura saat ku ceritakan
hal ini pada teman-temanku.

Mereka mengatakan kalau aku telah jatuh cinta padamu.

Aku mencoba menyangkalnya tapi hati kecil ini tak dapat dibohongi karena aku benar-benar menyukaimu.

Maafkan atas kelancanganku ini Naura,

Yang telah berani mengusik ketenangam hatimu.

Aku tak sanggup lagi memendamnya karena seperti penggalan puisi yang pernah kamu tulis dimading bahwa “Cinta adalah anugerah dari ALLAH yang harus dijaga”

Jadi dengan mengharap anugerah dari-Nya,

Maukah kau menjadi pengisi relung hati ini dengan cintamu?

Kita bisa bekerja sama mengembangkan dakwah disekolah agar lebih baik lagi.

Kumohon dengan sangat kesedianmu untuk menjawabnya.

Karena hati ini akan terus menunggunya.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…

Yang menunggumu

Muhammad Yusuf

♥♥`*•.¸¸.•* (¸.•'´ (¸.•'´*¤* `'•.¸) `'•.¸)`*•.¸¸.•*♥♥

Astagfirullah...Yaa Rabbi...

Ada yang salah disini, dadaku sesak sekali ketika membaca semua ini, aku ingin marah tapi...

Ku baca kertas-kertas lainnya. Sepertinya tulisan Naura yang baru ditulis.

♥♥.•*´¨`*•. (`'•.¸ (`'•.¸*¤* ¸.•'´) ¸.•'´) .•*´¨`*•.♥♥

Untuk Kak Yusuf

Yang di cintai Allah

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Kak yusuf, Alhamdulillah kabar Naura baik semoga begitu juga dengan kakak.

Jujur Ra, sempat kanget saat Ayu menyerahkan surat dari kakak pada Ra.

Ra nggak nyangka kalau ternyata disudut sana ada hati yang diam-diam mencintai Ra.

Naura sangat sedih mendengarnya karena Ra sudah membuat hati kakak gundah dan atas keberanian kakak mengungkapannya dengan memakai dalih sarana dakwah membuat ketakutan Ra terhadap ALLAH semakin besar.

Naura memang masih dalam tahap pembelajaran untuk mendalami islam, dan Ra masih ingin terus belajar memperbaikinya. Kak Yusuf tentu tahu bahwa dalam islam tidak ada pembenaran atas pacaran itu atau pacaran Islami karena pacaran bukan bagian dari Islam melainkan budaya Jahiliyah yang harus ditinggalkan oleh segenap remaja muda islam. Sepertinya halnya mustahil ada judi yang Islami, bangkai islami, khalwat islami dan lainnya. Yang haram tetaplah haram dan tidak bisa berubah hukum sekalipun dikaitkan dengan simbol-simbol islam.

Kak Yusuf, apakah bisa dikatakan pacaran islami hanya karena saat berkunjung memakai baju koko, masuk kerumah pacar mengucapkan salam, mau pegangan tangan baca bismillah, saat selesai ciuman mengucapkan Alhamdulillah dan selesai zina mengucapkan istighfar?

Na’uzubillah... sungguh perilaku yang melecehkan Islam.

Bukan maksud Ra untuk menggurui kakak, tapi tentunya kakak lebih paham dari Ra, bahwa pacaran merupakan jalan menuju zina. Karena syaitan tak pernah tinggal diam untuk mengoda iman dan itu yang paling Ra takutkan, Ra takut akan murka ALLAH.

Naura ingin menjaga hijab dan izzah seperti mba nicke, naura tak perduli dengan anggapan teman-teman yg mengatakan kalo Naura dan mba nicke itu sok suci, sok agamis atau apalah itu karena tidak mau berpacaran. Ra, hanya ingin mencontoh keshalihan ummi Khatijah dan Istri-istri Rasulullah lainnya..

Mba Nicke pernah berpesan “Jadilah jilbab sebagai wadah untuk memperbaiki akhlak, jangan jadi jilbaber musiman, pake jilbab hanya sebagai tameng agar dinilai baik oleh orang lain”

Maaf Ra tidak bisa menerima perasaan kakak, InsyaALLAH jika memang ALLAH menakdirkan kita berjodoh suatu saat nanti ALLAH pasti menyatukan kita. Bukankah laki-laki yang baik untuk perempuan yang baik dan begitu pula sebaliknya.

Kak Yusuf, udah dulu ya ibu nyuruh Ra ke warung .

Semoga dapat dipahami.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Yang masih belajar untuk Istiqamah

Naura Qanita

♥♥`*•.¸¸.•* (¸.•'´ (¸.•'´*¤* `'•.¸) `'•.¸)`*•.¸¸.•*♥♥

Aku tersenyum membacanya, butir-butir air mata keharuan juga hadir dipipi ini. Naura adik kecilku dulu, kini benar-benar telah tumbuh menjadi muslimah yang belajar istiqamah, Subhanalloh ^_^

“Kakak bangga padamu dik” ucapku lirih.

“Mba Nicke, kenapa baca punya Ra” tiba-tiba Naura sudah berada dibelakangku.

Aku tersenyum, “habisnya adik kakak ini, dapat surat cinta malah diletakkan sembarangan jadi jangan salahin kakak”

“Balikin kak, Ra kan malu jadinya itu bukan surat cinta” Naura mencoba merebut surat itu dari tanganku.

“Ah... yang bener? Tapi disini ada yang bilang 'Naura sejak bertemu dan kenal denganmu pada rapat rohis sebulan lalu. Entah kenapa disudut hati ini mulai dihiasi dengan senyuman" belum selesai aku bicara naura sudah menutup mulutku dengan tangannya.

“Ssstttt... Mba nicke ntar kedegaran sama Ibu !”

Aku memeluknya, menahan tawa, “adik kakak benar-benar sudah dewasa sekarang, kapan-kapan ajarin kakak tentang konsep keluarga yang Islami ya” godaku sembari meyubit sayang pipinya yang mulai memerah.

“Kakak...!!!” jeritnya kesakitan tapi senyuman mulai mengembang dipipinya.

“Tapi dik, ada ya diakhir surat bilang begini ‘Kak Yusuf, udah dulu ya Ibu nyuruh Ra ke warung‘ ?”

“Ya habis tadi Ra buru-buru” jawabnya polos.

“Hehee lucu kamu dik. Lain kali kalau mau membalas surat cinta belajar dulu dengan ahli Bahasa dan Sastra Indonesia ya” ucapku sambil membusungkan dada.

“Tiiidddaaakkkk maaauuu...!!!!” pekiknya.

"Mba.. sebenernya Naura ini akhwat bukan sih?" tambahnya..

"InsyaAlloh sayang ^_^"

"Mba, kalo Ikhwan itu biasanya berjenggot ya mba?"

"Memang kenapa? ko tanya seperti itu?"

"Habis ga ayah, om, sama ikhwan yg ikut rohis pd berjenggot semua"

"Tapi ganteng to? haha :D"

Tawa kami pun membuncah bersamaan...

¤¤¤

♥♥.•*´¨`*•. (`'•.¸ (`'•.¸*¤* ¸.•'´) ¸.•'´) .•*´¨`*•.♥♥

Cinta tidak buta karena tidak bermata dan tidak tuli karena tidak bertelingga.

Cinta itu pasif dan akan aktif bergantung cara manusia mengaktifkannya.

Rasa cinta adalah anugrah terindah yang ALLAH berikan, yang tidak bersalah.

Namun terkadang sebagian dari kita suka lupa bahwa hati ini bisa buta oleh hawa nafsu.

Saat itulah yang haram sekalipun bisa menjadi halal.

Jadi, Pandai-pandailah mengaplikasikan cinta dalam hidup ini.

Dan satu hal yang harus diingat ada satu cinta.

Yang takkan pernah meninggalkan kita yaitu cintanya ALLAH.

♥♥`*•.¸¸.•* (¸.•'´ (¸.•'´*¤* `'•.¸) `'•.¸)`*•.¸¸.•*♥♥

Minggu, 21 Juni 2015

Salah Satu Anugrah Terbesar dalam Hidupku adalah dilahirkan menjadi Seorang Muslim

Bismillahirrahmanirrahim..
.
“Pada hari ini Telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan Telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan Telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu”(QS. Al-Maidah : 3)
.
Jika mengetahui dan mendalami proses seorang mualaf dalam menemukan keislamannya dengan susah payah, menjadi kembali diingatkan pernahkah kita mensyukuri nikmatnya iman dan islam ini yang sudah kita dapatkan sejak lahir ..=’)
.
Allah Ta’ala memerintahkan kita untuk meminta petunjuk-Nya, karena hanya Allah saja yang bisa membuka hati kita, menjadikan hati tunduk dan ridho terhadap kebenaran. Allah Ta’ala berfirman,
.
أَفَمَنْ شَرَحَ اللَّهُ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ فَهُوَ عَلَىٰ نُورٍ مِنْ رَبِّهِ ۚ فَوَيْلٌ لِلْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُمْ مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ ۚ أُولَٰئِكَ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ
.
“Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata.” (QS. Az-Zumar: 23).
.
"Ya Rabb..terima kasih telah memberikan anugerah terbesar dalam hidupku dengan menjadikan aku sebagai seorang muslim..sedangkan di luar sana banyak hambaMu yang lain..yang perlu dengan susah payah memperjuangkan keislamannya…”
.
Tapi Maafkan hamba jika selama ini kurang bersyukur atas nikmat iman dan islam yang kau berikan dan masih sering lalai..=`(
.
Kontribusi oleh: @gisthigandari

Kamis, 18 Juni 2015

Kisah Wanita Cantik yang Menggoda Ulama

Kisah ini terjadi pada abad pertama hijriyah, di zaman tabi’in,

“Wahai suamiku, adakah di Makkah ini laki-laki yang jika melihat wajah cantikku ini ia tidak tergoda?” tanya seorang istri kepada suaminya, sambil bercermin. Ia sangat mengagumi kecantikan yang terpantul di kaca itu

“Ada”, jawab sang suami
“Siapa?”, kata istrinya
“Ubaid bin Umair”, jawab suaminya

Sang istri diam sejenak, Ia merasa tertantang untuk membuktikan bahwa kecantikannya akan mampu menggoda laki-laki itu

“Wahai suamiku,” katanya merayu, “bolehkah aku membuktikan bahwa aku bisa membuat Ubaid bin Umair bertekut lutut di depanku?”

Sang suami terkejut dengan permintaan ekstrem itu, tetapi ia sendiri juga merasa rencana istrinya itu akan menjadi sesuatu yang menarik, untuk menguji keshalihah seorang ulama, “Silahkan, aku mengijinkanmu”

Setelah merias diri sedemikian rupa, berangkatlah wanita itu mencari Ubaid bin Umair di Masjidil Haram. Ubaid adalah seorang ulama yang lahir semasa Rasulullah صلى الله عليه وسلم masih hidup. Nama lengkapnya Ubaid bin Umair bin Qatadah Al Laitsi Al Junda’i Al Makki. Beliau wafat pada tahun 74 hijriyah

Saat menjumpai Ubaid, wanita itu berpura-pura meminta nasehat. Ia beralasan kebutuhannya amat penting, dan memintanya pindah ke pojok masjid.

Sesampainya di sana, wanita itu membuka cadarnya dan tampaklah wajah cantiknya laksana bening rembulan

“Apa yang kau lakukan?” kata Ubaid melihat kejanggalan wanita tersebut.
“Sungguh, aku mencintaimu. Aku hanya ingin jawaban darimu,” sergah wanita itu, terus berusaha menggoda Ubaid

“Sebentar,” kata Ubaid. Kini nadanya mulai naik. “Ada beberapa pertanyaan yang jika kau menjawabnya dengan jujur, maka aku akan menjawab pertanyaanmu tadi.”
“Baik, aku akan menjawabnya dengan jujur”

“Pertama, seandainya Malaikat Maut datang menjemputmu saat ini, apakah engkau senang aku memenuhi ajakanmu?”

Wanita itu tak menyangka akan mendapatkan pertanyaan yang langsung mengingatkannya dengan kematian, kemudian menjawabnya “Tidak”

“Kedua, seandainya saat ini engkau berada di alam kubur dan sedang didudukkan oleh Malaikat Munkar dan Nakir untuk ditanyai, apakah engkau senang aku penuhi ajakanmu?”

“Tidak” jawabnya

“Ketiga, seandainya saat ini semua manusia menerima catatan amalnya dan engkau tidak tahu apakah kau akan mengambilnya dengan tangan kanan atau tangan kiri, apakah engkau senang jika aku memenuhi ajakanmu?”

“Tidak”

“Keempat, seandainya saat ini seluruh manusia digiring ke timbangan amal dan engkau tidak tahu apakah timbangan amal kebaikanmu lebih berat atau justru amal buruknya yang lebih berat, apakah engkau senang jika aku memenuhi ajakanmu?”
“Tidak”

“Kelima, seandainya saat ini engkau berada di hadapan Allah untuk dimintai pertanggungjawaban atas semua nikmatNya yang telah dianugerahkan kepadamu, masihkah tersisa rasa senang di hatimu jika aku memenuhi ajakanmu?”
“Demi Allah, tidak”

“Kalau begitu wahai wanita, takutlah kepada Allah. Betapa Allah telah memberikan segalanya kepadamu”

Kini dia tak kuasa menahan air mata, Tadi dia datang ke Masjidil Haram berpura-pura mencari nasehat, kini ia benar-benar mendapatkan nasehat yang benar-benar menyentuhnya

Sesampainya di rumah, sang suami terkejut melihatnya bersedih, “Apa yang terjadi wahai istriku?” kata suaminya

“Kita ini termasuk orang yang celaka,” jawab wanita itu, kemudian ia mengambil wudhu dan shalat

Hari-hari berikutnya, ia berubah drastis. Ia tak lagi membanggakan kecantikannya. Ia tak lagi suka berdandan di setiap malam. Ia berubah menjadi ahli shalat dan puasa.

Barakallaahufiikum

Sampaikanlah dengan Hikmah

Tanda umat terbaik adalah gemar mengajak pada kebaikan (ma’ruf) dan mencegah kemungkaran (munkar) disertai beriman kepada Allah.
.
"Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” (QS. Ali Imran: 110)
.
Berdakwah tidak bisa hanya asal-asalan, ada modal yang mesti dimiliki. Ibnu Taimiyah rahimahullah menjelaskan bahwa ada tiga modal bagi setiap pengajak kebaikan dan pelarang kemungkaran. Modal tersebut adalah ilmu, lemah lembut dan sabar. Ilmu harus dimiliki di awal dakwah, lemah lembut harus ada di tengah-tengah memberi nasehat, dan sabar mesti ada di akhir karena barangkali ada gangguan atau hidayah belum kunjung datang pada orang yang kita dakwahi.
.
Umar bin ‘Abdul ‘Aziz berkata, “Barangsiapa yang beribadah pada Allah tanpa ilmu, maka ia akan membuat banyak kerusakan dibanding mendatangkan kebaikan.”
.
“Sesungguhnya Allah itu Maha Lembut. Dia menyukai kelembutan dan Dia akan memberi kepada kelembutan yang tidak diberikan jika seseorang bersikap kasar.” (HR. Muslim no. 2593)
.
“Sesungguhnya kalian tidak dapat menarik hati orang dengan harta kalian. Kalian hanya dapat membuat hati mereka tertarik dengan wajah berseri dan akhlak luhur kalian.” (HR. Al Bazzar dalam musnadnya dan Abu Nu’aim dalam Al Hilyah. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan dilihat dari jalur lainnya)
.
“Dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).” (QS. Luqman: 17)
.
Asal memiliki tiga bekal di atas, maka seseorang sudah boleh berdakwah.
.
“Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat” (HR. Bukhari no. 3461). Yang dimaksud dengan hadits ini adalah sampaikan kalimat yang bermanfaat, bisa jadi dari ayat Al Qur’an atau hadits (Lihat Tuhfatul Ahwadzi, 7: 360). Asalkan yang disampaikan itu benar atau shahih, bukan ilmu atau amalan yang asal-asalan dan tanpa tuntunan, maka sampaikanlah.
.
rumaysho.com. sumber @alhikmahjkt

Jumat, 12 Juni 2015

Pas Banget sama Perasaanku sekarang

Yang lagi luang, monggo dibaca

Yg lagi nganggur boleh baca ini sebentar ☺

Tak Usah Cemas Karena Merasa Tertinggal, Hidup Tak Pernah Seragam
By Camelia Virgo
Salah satu hal yang sering membuat insan yang berumur 20-an galau adalah perasaan tertinggal dibandingkan dengan teman-temannya. Ketika dia melihat sebagian dari temannya sudah mulai bergerak jauh, apa yang didapati di dirinya tidak sama dengan temannya.
Tidak hanya mengenai materi, sebagian lain mungkin mempermasalahkan yang namanya pendidikan. Atau ada yang lainnya merasa tertinggal dibidang prestasi, kemampuan, kekuatan, penampilan, dan juga dalam urusan MENIKAH dan percintaan.
Umur 20-an merupakan umur yang rentan. Seperti umur 13-an ketika seseorang mulai berjuang mencari jati dirinya, umur 20-an merupakan saat-saat dimana seseorang ingin menampakkan dirinya di lingkungannya. Dia ingin menampilkan siapa dirinya, apa kemampuannya, dan apa prestasinya.
Ini semua akan diukurnya dengan membandingkan dirinya dengan orang-orang sekitarnya. Apakah itu keluarganya, temannya, bahkan juga musuhnya. Dan yang terjadi, ketika dia melihat dirinya tidak lebih berhasil dibandingkan lingkungannya, maka akan muncul perasaan rendah diri pada dirinya.

Apakah semua manusia harus ‘sukses’ pada usia 20-an?
Saya akan mengutip tulisan Malcom Gladwell dalam buku “What the dog saw” pada bab yang berjudul terlambat panas.
Contoh-contoh yang tak dapat diabaikan Galenson adalah Pablo Picasso dan Paul Cezanne. Galenson seorang pecinta seni, dan tahu kisah hidup kedua seniman tersebut. Picasso bisa dianggap “anak ajaib”. Karirnya sebagai seniman serius bermula dengan satu mahakarya, Evocation: The Burial of Casagemas,  yang dia buat ketika berumur dua puluh. Dalam waktu singkat, Picasso membuat banyak karya terbesarnya – termasuk Les Demoiselles d’ Avignon, pada umur dua puluh enam. Picasso cocok sekali dengan gagasan kita yang biasa tentang kegeniusan.
Sementara Cezanne tidak. Jika mendatangi ruang Cezanne di Musee d’Orsay, Paris – koleksi terbaik Cezanne di dunia – kumpulan mahakarya yang akan Anda dapati sepanjang dinding belakang dilukis pada akhir kariernya. Galenson melakukan analisis ekonomi sederhana, membuat tabel harga yang dibayar pada lelang lukisan Picasso dan Cezanne dan umur ketika kedua pelukis tersebut membuat tiap lukisan.
Lukisan yang dibuat Picasso ketika berumur pertengahan dua puluhan didapati rata-rata empat kali lipat lukisan yang dibuat Picasso ketika berumur enam puluhan. Kebalikannya berlaku pada Cezanne. Lukisan-lukisan yang dibuat Cezanne pada umur enam puluhan dihargai sampai lima belas kali lebih tinggi daripada lukisan-lukisan yang dibuatnya ketika muda.

"Cepat Panas" ataupun "Lambat Panas", masing-masing punya proses panjang yang penuh perjuangan, dan itu bukan untuk dibanding-bandingkan.
Dibuku ini Malcom menggunakan kata “cepat panas” dan “lambat panas”. Picasso merupakan salah satu pemuda yang cepat panas, karena pada saat umur 20-an dia mampu menghasilkan karya terbaiknya. Sedangkan Cezanne merupakan pemuda yang lambat panas, karena karya-nya yang baik dihasilakan nya disaat usianya sudah tidak lagi muda.
Bagimu yang belum mencapai kesuksesan, bisa jadi kamu adalah mereka yang terlambat panas.  Dalam buku “time of your life” yang ditulis oleh seorang professor dari korea, Rando Kim, dia mengibaratkan manusia itu seperti bunga yang beragam. Bunga yang memiliki waktu masing-masing untuk mekar. Ada yang mekar di musim semi, ada ada yang mekar di musim gugur.
“…ingatlah bahwa kamu memiliki masa mekarmu sendiri, begitu juga dengan teman-temanmu. Musimmu belum datang,tetapi ia pasti akan datang ketika saatnya kuncupmu mekar. Mungkin kuncup itu mekar lebih lama dari yang lain, tetapi ketika tiba waktunya, kamu akan mekar dengan begitu indah dan menawan seperti bebungaan yang telah mekar sebelum dirimu. Jadi angkatlah kepalamu dan bersiaplah untuk menyambut musimmu.”

Kamis, 11 Juni 2015

Sahabatku ({})

untuk : parkatul dan indul :* :*
-sampai nangis baca ini

my one and only
partner sejak SMA kelas 2,
ga pernah duduk sebangku. tapi kalo jam istirahat selalu bareng.
ke kantin bareng. belajar bareng.
maen bareng. bercanda bareng. liburan bareng.
yang akhirnya kepisah sama jarak,
jarang ketemu,
semenjak aku kuliah di Jakarta,
satunya di Semarang, satunya di Purwokerto
ketemu cuma berapa kali setahun
tapi gak ada yang berubah

Kami,
jarang komunikasi via chat, sekalinya ketemu ya biasa aja, gak ngeliatin kangen, enggak, biasa aja, ga ada cipika cipiki, ga ada ekspresi excited saat udah lama gak ketemu, gada
gayanya kaya yang emang ketemu tiap hari.
tapi dihati, sebenernya emang kangen.
semua kerasa seadanya, ga ada yang dibuat2.

cuma sama ini orang,
saya ga pernah keluarin kata2 manis,
bawaannya geli kalau pake bahasa halus apalagi so sweet,
kasih emotikon peluk aja, em.... pernah gak ya?

entah,
liat sekeliling,
sahabat dekat di foto saling meluk, say i love you, miss you
but we are not.
hehe, she's still my best

yang terutama,
saya, gapernah ngomongin dia dibelakang dia, dan saya percaya begitupun dia. (Insyaa Allah, Wallahu'alam)
saya, didepan dia berkata seenak jidat,
dia juga gitu.
tapi saat kami tak sedang bersama, dihadapan orang lain kami saling dukung satu sama lain..
itu.
kami begini adanya, dibelakang lebih manis daripada saat bertatap muka.
bukan malah sebaliknya, didepan manis, dibelakang meringis.

kami gak riweuh,
gak kejar-kejaran fashion,
kejar-kejaran gaya,
gak pamer ini itu,
apalagi lomba lebih kece.
kami gak bikin cape satu sama lain.
makeup aja kami sama2 gak suka, wajah kami polos polos aja, kucel gak masalah.

gitulah,
seadanya,
bahagia punya orang kaya gini.
gak pernah saling nuntut, ga pernah saling jaga image.
ga pernah ada kepura-puraan, apalagi saling judge

tulisan ini acak aja, kok

semoga bisa dimengerti bahwa sahabat gaperlu sebuah pengakuan, apalagi dipaksakan.
sahabat itu kayak rasa sayang, tanpa diucapkan, dia ada rasanya, dihati.




naskah telah diedit,
berdasarkan referensi soember => ig : ghntslh