Membangun Keteguhan Hati
Makna keteguhan hati adalah seseorang menjadi mantap hatinya dan tiada keraguan, yaitu dengan menanamkan segala hal yang membuatnya menjadi mantap dalam keyakinannya, baik berupa meyakini kebenaran maupun membenarkan janji-janji kebaikan. Sebagaimana perkataan Ibnu Mas'ud, "Pertolongan malaikat datang dengan janji kebaikan dan membenarkan kebenaran."
Selama hati mengetahui bahwa yang diberitakan Rasulullah SAW adalah benar, mengetahui dan percaya bahwa Allah telah menjanjikannya dengan kebaikan, kemudian ia berlaku jujur terhadap kebenaran itu, maka ia akan mendapatkan keteguhan hati dalam keyakinannya.
Keteguhan ini dimulai dari ucapan, kemudian dibuktikan dengan keteguhan dalam perbuatan. Keteguhan dalam ucapan ini sebagaimana yang dilakukan oleh seseorang ketika meneguhkan orang lain yang sedang mengalami goncangan. Misalnya, dengan memberi kabar bahwa dirinya benar atau akan ditolong Allah sehingga orang itu menjadi tenang dan mantap.
Keteguhan dengan perbuatan adalah dengan memegang teguh pendirian hati. Sebagaimana seseorang yang berpegang kepada dukungan orang lain, sehingga menjadi semakin teguh. Keteguhan yang merupakan pertolongan malaikat atas izin Allah ini disebut dengan Ilham.
Bisikan yang menghalang-halangi, menakut-nakuti, dan perasaan sedih yang ditimbulkan setan merupakan bisikan. Allah berfirman :
"Dan jiwa serta penyempurnaannya(ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu(jalan) kefasikan dan ketakwaannya." (Asy-Syams : 7-8).
Jiwa Manusia di antara Ilham Malaikat dan Bisikan Setan
Telah dijelaskan bahwa Allah mengilhamkan kedurhakaan dan ketakwaan ke dalam jiwa manusia. Kedurhakaan diberikan melalui setan; ia adalah bisikan. Ilham ketakwaan datang melalui malaikat; ia adalah bimbingan wahyu. Biasanya, jika kata ilham disebutkan, ia tidak mencakup bisikan setan.
Ayat 7-8 surah Asy-Syams di atas membedakan antara ilham wahyu dengan bisikan. Sisi perbedaannya adalah: jika ia tergolong dalam takwa kepada Allah, maka ia termasuk ilham wahyu. Jika berasal dari kedurhakaan, maka ia termasuk bisikan setan. Dengan demikian, pembeda antara ilham yang terpuji dan bisikan yang tercela adalah Al-Qur'an dan As-Sunnah.
Jika sesuatu yang menyelinap ke dalam jiwa seseorang sesuai dengan Al-Qur'an dan As-Sunnah, serta termasuk bentuk ketakwaan kepada Allah, maka ia adalah ilham yang terpuji. Namun, jika menurut Al-Qur'an dan As-Sunnah adalah kedurhakaan, maka ia termasuk bisikan yang tercela. Perbedaan ini adalah sesuatu yang pasti dan tidak akan berubah.
Ketika Abu Hazim menyebutkan perbedaan antara bisikan jiwa dan bisikan setan, ia berkata, "Segala sesuatu yang Anda benci bila menimpa diri Anda, maka ia berasal dari setan. Mohonlah perlindungan (isti'adzah) kepada Allah darinya. Sementara, apa saja yang Anda sukai dan Anda harapkan bisa berada dalam diri Anda, itu berasal dari nafsu Anda sendiri, maka berhentilah darinya."
Hal ini biasanya disebut sengan angan-angan atau impian semu. Hendaknya Anda tidak berlama-lama dengannya.