Sungguh, saya menangis melihat video ini. Begitu luar biasanya hidayah Allah itu bagi orang yang dikehendakiNya. jemputlah hidayah itu. Jemputlah hidayah itu segera. :')
lalu beristiqomahlah. happy reading all ^^
Sebuah kisah seorang pendeta
katolik di Inggris yang akhirnya memeluk Islam
Name : Idris Tawfiq
Bismillahirrahmanirrahim (dengan
menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)
Saya pergi ke seorang Uskup dan
mengatakan bahwa saya ingin mengambil langkah lebih lanjut dan menjadi seorang
pendeta.
Setelah saya menyelesaikan
pelatihan kependetaan saya di Roma saya kembali ke Inggris. Dan saya bekerja
sebagai pendeta Katolik di sebuah jamaat gereja, dan itu adalah merupakan
masa-masa istimewa, saya bekerja dengan orang-orang yang baik. Dan merupakan
peristiwa yang istimewa ketika orang mengijinkan anda memasuki kehidupan
mereka, ketika dapat membaptis bayi yang baru lahir, menikahkan orang,
mendengarkan pengakuan dosa mereka, menyampaikan misa. Untuk terbangun menerima
telepon ditengah malam dan diminta untuk mengurapi ibu mereka yang sedang
sekarat. Benar-benar hal yang istimewa untuk menjadi seorang pendeta. Jadi ketika
saya melihat lagi masa-masa saya sewaktu di gereja saya benar-benar merasa sangat
bersyukur kepada Allah SWT. Dan orang-orang berkata kepada saya, saudaraku
sungguh suatu perubahan yang dahsyat dalam hidup anda. Anda pergi menuju kesatu
arah dan tiba-tiba anda berubah haluan dengan seketika. Saya melihat tidak
adanya perubahan, saya melihat kembali perjalanan hidup saya dan melihat garis
lurus (benang merah). Dan saya melihat, anda tahu, ketika saya duduk di dalam
kelas pelatihan di Roma. Belajar tentang Saint Thomas Aquinas, dan Injil, dan
Sejarah Gereja, saya bisa melihat sekarang bahwasanya saya tidak dilatih untuk
menjadi pendeta. Saya dilatih untuk berbicara dengan Anda hari ini sebagai
seorang Muslim. Saya tahu sekarang bahwasanya Allah SWT sudah merencanakan
semuanya dari awal. Bahwa saya akan menjadi seorang muslim, dan saya akan duduk
hari ini berbicara dengan anda tentang Islam. Jadi, bagaimana kejadiannya? Kenapa
saya meninggalkan kependetaan? Bukan karena saya punya masalah dengan Gereja. Tidak
sama sekali! Saya merasa bahagia menjadi seorang Katolik. Dan waktu itu saya
tidak memiliki rencana sama sekali untuk meninggalkan agama saya.
Tapi Allah SWT, ini sangat lah
penting. Allah berbicara dengan kita dengan cara yang berbeda-beda. Dia ingin
menuntun kita kepadaNYA. Dia berbicara dengan beberapa orang melalui sebuah
tempat, atau melalui indahnya matahari terbit, atau melalui kata-kata di dalam
Al-Quran, atau melalui ilmu pengetahuan. Dia berbicara kepada saya melalui hati
saya. Karena sebagai seorang pendeta, anda tahu pendeta di Gereja katolik
mereka tidak menikah. Dan saya benar-benar kesepian, sangat kesepian, dan saya
membuat suatu keputusan yang sangat sulit. Bukannya saya ingin meninggalkan
Gereja Katolik. Tapi saya memutuskan untuk meninggalkan pekerjaan saya saja
sebagai pendeta. Jadi saya akhirnya meninggalkan gereja, saya tinggalkan tugas
kependetaan dan meninggalkan tugas kependetaan itu adalah sama halnya seperti
kematian dan perceraian, atau rumah anda terbakar sampai habis. Jadi ini adalah
hal yang sangat besar. Jadi saya membutuhkan sesuatu yang dapat menghibur saya
setelah meninggalkan kependetaan. Jadi saya memutuskan untuk pergi berlibur. Tapi
saya tidak punya uang, jadi saya putuskan untuk mencari di internet tempat
berlibur termurah yang bisa saya temukan dan tempat liburan termurah yang bisa
saya temukan adalah liburan ke Mesir. Saya tidak tahu apa-apa mengenai Mesir. Pasir,
unta, pyramid, owh dan satu masalah lagi, Muslim. Saya belum pernah bertemu
seorang muslim pun dalam hidup saya. Semua yang saya ketahui mengenai Muslim
adalah melalui apa yang diberitakan oleh televise. Bahwa mereka akan memotong
tangan anda, dan mereka meledakkan diri mereka sendiri. Dan mereka memukul para
wanita. Jadi saya berfikir ini mungkin agak sedikit berbahaya. Jika saya pergi
liburan ke Mesir mungkin saya akan diculik. Mungkin muslim-muslim ini akan
menahan saya dan memotong leher saya. Tapi akhirnya saya berfikir, saya tidak
punya cukup uang jadi tidak ada pilihan. Jadi akhirnya daya berangkat.
Dan minggu ketika sedang berlibur
di Mesir itu merubah hidup saya. Untuk pertama kalinya dalam hidup saya, saya
berpapasan dan bertemu dengan Islam. Muslim pertama yang saya temui dalam hidup
saya bukanlah seorang Syeikh yang ternama. Interaksi saya dengan Islam tidaklah
melalui membaca buku tentang Islam atau menonton program televise. Atau mendengarkan
ceramah melalui penceramah muslim (Da’i/Ustadz). Pengenalan saya kepada Islam
datang dari seorang bocah kecil di jalanan yang sedang membersihkan sepatu. Dan
saya berjalan melintasi dia suatu hari, dan dia melihat kulit putih saya, bocah
kecil ini berperawakan kurus dan memakai sandal plastic di kakinya. Dan dia
melihat kulit saya yang putih dan dia baerkata kepada saya “Assalamualaikum
(Keselamatan menyertai anda)”. Dan dia bersungguh-sungguh mengatakannya. Anda tahu,
bocah kecil ini bersungguh-sungguh. Bersungguh-sungguh…. “Keselamatan menyertai
anda”. Dan seminggu liburan saya di Kairo saya selalu berjalan melewati bocah
ini setiap hari didekat hotel saya. Dan saya belajar sedikit kosakata dalam Bahasa
Arab, saya belajar mengucapkan “Bagaimana kabar kamu?”. Dan dia menjawab dengan
mengatakan “Alhamdulillah” atau “Puji syukur kepada Allah”. Jadi perkenalan
saya terhadap Islam datang dari seorang bocah kecil menyapa saya dengan kalimat
“Assalamualaikum”. Dan kalimat “Puji syukur kepada Allah” (Alhamdulillah). Jadi
di akhir minggu ketika saya kembali pulang dari Mesir saya tidak tahu apa-apa
tentang Islam. Tapi saya sudah tahu bahwasanya Muslim telah menang atas
berita-berita yang disampaikan oleh televise kepada saya.
Jadi saya kembali pulang, saya
tidak memiliki pekerjaan, saya ingin mendapatkan pekerjaan. Jadi saya mendapat
pekerjaan mengajar di sekolah. Latar belakang saya adalah juga dari lingkup
mengajar. Jadi saya mendapatkan pekerjaan di sekolah negeri, saya rasa di
Amerika dan Kanada anda menamakannya sekolah public. Dan ini adalah merupakan
sebuah sekolah yang terkenal kenakalannya. Anak-anak di sekolah tersebut
benar-benar nakal. Tapi mereka juga adalah anak-anak keturunan Arab, jadi
kebanyakan mereka adalah Muslim. Jadi tugas saya adalah mengajarkan kepada
mereka 6 agama besar yang ada di dunia. Budha, Hindu, Shikh, Kristen, Yahudi,
dan Islam. Saya sudah tahu mengenai Kristen, dan saya juga cukup tahu mengenai
Yahudi. Tapi saya tidak mengetahui empat agama lainnya. Jadi untuk mengajarkan
Islam kepada anak-anak Muslim ini, dan saya mengajar menjelang ujian umum. Saya
harus membaca satu buku setiap malamnya, dan membaca tentang Islam untuk
diajarkan kepada mereka.
Dan semakin lama, semakin saya
baca, semakin saya suka apa yang saya baca. Sampai saat 3 atau 4 bulan dalam
perjalanan ini dan saya menyadari ketika saya menyebut nama Nabi Muhammad
SAW saya menitikkan air mata ketika
sedang mengajar anak-anak, dan tenggorokan saya serasa tersedak. Yang mana saya
harus segera berpura-pura karena anak-anak ini adalah anak-anak yang nakal,
anda tahu, anda tak dapat membiarkan mereka tahu.
Ramadhan pun datang, dan mereka
menghampiri saya dan berkata “Pak, kami tak punya tempat untuk sholat di bulan
Ramadhan. Dan kelas anda adalah satu-satunya ruangan di sekolah ini yang
memiliki karpet. Suatu kebetulan bukan? Ruangan saya adalah satu-satunya
ruangan yang menggunakan karpet, dan tempat cuci tangan, mereka membutuhkannya
untuk membersihkan diri sebelum melakukan sholat. Jadi mereka berkata. “bisakah
kami menggunakan kelas anda untuk sholat?”. Jadi, ini adalah bagian dari
perjalanan, selama masa Ramadhan tersebut mereka melaksanakan ibadah sholat. Dan
saya duduk di bagian belakang, mempersiapkan pelajaran saya. Tapi pada dasarnya
setelah beberapa hari saya mulai memperhatikan mereka beribadah. Dan saya
memperhatikan mereka melakukan gerakan seperti ini (takbiratul ihram), lalu
mereka ruku’. Dan saya menjadi sangat terpesona, saya membuka internet, dan
tanpa memberitahu mereka saya mempelajari dengan sepenuh hati. Bahasa arab yang
mereka ucapkan. Pada akhir Ramadhan, saya sudah tahu bagaimana cara sholat,
anak-anak ini mengajarkan saya bagaimana caranya sholat. Diawal-awal Ramadhan,
ketika mereka bertanya “bisakah kami sholat di ruangan anda?” dan saya bilang
iya.
Saya juga bilang sebagai rasa
solidaritas, saya bukan seorang Muslim, tapi saya akan berpuasa bersama kamu
selama bulan Ramadhan. Nah, diakhir bulan Ramadhan itu saya sudah belajar
bagaimana caranya sholat, dan berpuasa. Bukan karena Allah, tapi saya berpuasa
untuk menyemangati mereka. Dan berbulan-bulan pun telah berlalu, dan saat itu
saya sudah tahu bagaimana Muslim itu. Saya sudah tahu mereka adalah orang-orang
yang baik, saya merasa nyaman dengan Muslim. Jadi saya mulai untuk pergi ke
Mesjid Raya London untuk lebih mempelajari Islam untuk diri saya sendiri. Bukan
untuk diajarkan tapi untuk hati dan pikiran saya sendiri. Dan diakhir salah
satu pembicaraan yang diberikan oleh Yusuf Islam (Cat Stevens), seorang
penyanyi. Diakhir pembicaraannya saya menghampirinya dan berkata “Saudaraku,
apa yang kamu lakukan untuk menjadi seorang muslim?”. “saya tidak ingin menjadi
seorang muslim, tapi, jika seseorang ingin menjadi muslim, apa yang akan anda
lakukan?”.
Katanya, “pertama-tama Muslim
percaya Tuhan yang Tunggal”. Saya bilang “Saya selalu percaya dengan Tuhan yang
Tunggal”. Katanya, “Muslim sholat 5 kali sehari.”, dan saya berkata “sesungguhnya
saya tahu bagaimana caranya sholat dalam Bahasa Arab.”. Dan dia memandang saya
dengan keheranan. Dan katanya lagi “Muslim berpuasa di bulan Ramadhan.”. Dan
saya berkata “sebenarnya saya juga berpuasa di bulan Ramadhan secara penuh.”.
Dan dia menatap mata saya secara tajam, dan berkata kepada saya, “Saudaraku,
anda sebenarnya sudah menjadi seorang muslim…anda mencoba menipu siapa?” . Dan
pada saat dia mengatakan hal tersebut, suara Azan bergema di Mesjid.. “Allahuakbar..”
untuk sholat Maghrib. Dan semua orang pergi ke atas untuk melakukan sholat di
ruang sholat di atas. Dan saya seperti orang yang sedang mabuk. Karena saya
bisa mendengar dalam fikiran saya “Saudaraku, siapa yang anda coba bodohi? Anda
sudah menjadi Muslim sebenarnya”. Dan diluar saya bisa mendengar suara azan “Allahuakbar…”.
Dan kami naik ke ruangan sholat. Para laki-laki sholat di ruangan tersebut, dan
para wanita di atas balkon. Dan saya duduk bersandar di belakang saat sholat
Maghrib dimulai. Dan jika memang seandainya para Malaikat datang ke dalam masjid,
itu adalah hal yang paling indah. Ketika ayat Al-Quran mulai dibacakan, dan
saya pun mulai menangis, dan saya menangis, menangis seperti seorang bayi. Dan
saya tahu di dalam hati saya, seluruh perjalanan hidup saya telah menuntun saya
kepada moment tersebut.
Pada saat sholat Maghrib telah
selesai, saya menghampiri Yusuf Islam. Dan saya berkata, “Saudaraku, saya ingin
menjadi seorang muslim, katakan apa yang harus saya lakukan?”. Katanya “Ucapkan
kalimat ini, Ashadu an laa ilaa ha Ilallah, wa ashadu ana Muhammad
darrasulullah…”. “saya bersaksi tiada Tuhan yang pantas disembah kecuali Allah,
dan saya bersaksi bahwasanya Muhammad SAW itu adalah utusan Allah”. Dan tentunya
semua saudara-saudara yang ada disitu memberi selamat kepada saya, rasanya
sungguh sangat menakjubkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar