Selasa, 21 Oktober 2014

Kisah seorang Muallaf

Sungguh, saya menangis melihat video ini. Begitu luar biasanya hidayah Allah itu bagi orang yang dikehendakiNya. jemputlah hidayah itu. Jemputlah hidayah itu segera. :')
lalu beristiqomahlah. happy reading all ^^ 

Sebuah kisah seorang pendeta katolik di Inggris yang akhirnya memeluk Islam
Name : Idris Tawfiq

Bismillahirrahmanirrahim (dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)

Saya pergi ke seorang Uskup dan mengatakan bahwa saya ingin mengambil langkah lebih lanjut dan menjadi seorang pendeta.
Setelah saya menyelesaikan pelatihan kependetaan saya di Roma saya kembali ke Inggris. Dan saya bekerja sebagai pendeta Katolik di sebuah jamaat gereja, dan itu adalah merupakan masa-masa istimewa, saya bekerja dengan orang-orang yang baik. Dan merupakan peristiwa yang istimewa ketika orang mengijinkan anda memasuki kehidupan mereka, ketika dapat membaptis bayi yang baru lahir, menikahkan orang, mendengarkan pengakuan dosa mereka, menyampaikan misa. Untuk terbangun menerima telepon ditengah malam dan diminta untuk mengurapi ibu mereka yang sedang sekarat. Benar-benar hal yang istimewa untuk menjadi seorang pendeta. Jadi ketika saya melihat lagi masa-masa saya sewaktu di gereja saya benar-benar merasa sangat bersyukur kepada Allah SWT. Dan orang-orang berkata kepada saya, saudaraku sungguh suatu perubahan yang dahsyat dalam hidup anda. Anda pergi menuju kesatu arah dan tiba-tiba anda berubah haluan dengan seketika. Saya melihat tidak adanya perubahan, saya melihat kembali perjalanan hidup saya dan melihat garis lurus (benang merah). Dan saya melihat, anda tahu, ketika saya duduk di dalam kelas pelatihan di Roma. Belajar tentang Saint Thomas Aquinas, dan Injil, dan Sejarah Gereja, saya bisa melihat sekarang bahwasanya saya tidak dilatih untuk menjadi pendeta. Saya dilatih untuk berbicara dengan Anda hari ini sebagai seorang Muslim. Saya tahu sekarang bahwasanya Allah SWT sudah merencanakan semuanya dari awal. Bahwa saya akan menjadi seorang muslim, dan saya akan duduk hari ini berbicara dengan anda tentang Islam. Jadi, bagaimana kejadiannya? Kenapa saya meninggalkan kependetaan? Bukan karena saya punya masalah dengan Gereja. Tidak sama sekali! Saya merasa bahagia menjadi seorang Katolik. Dan waktu itu saya tidak memiliki rencana sama sekali untuk meninggalkan agama saya.
Tapi Allah SWT, ini sangat lah penting. Allah berbicara dengan kita dengan cara yang berbeda-beda. Dia ingin menuntun kita kepadaNYA. Dia berbicara dengan beberapa orang melalui sebuah tempat, atau melalui indahnya matahari terbit, atau melalui kata-kata di dalam Al-Quran, atau melalui ilmu pengetahuan. Dia berbicara kepada saya melalui hati saya. Karena sebagai seorang pendeta, anda tahu pendeta di Gereja katolik mereka tidak menikah. Dan saya benar-benar kesepian, sangat kesepian, dan saya membuat suatu keputusan yang sangat sulit. Bukannya saya ingin meninggalkan Gereja Katolik. Tapi saya memutuskan untuk meninggalkan pekerjaan saya saja sebagai pendeta. Jadi saya akhirnya meninggalkan gereja, saya tinggalkan tugas kependetaan dan meninggalkan tugas kependetaan itu adalah sama halnya seperti kematian dan perceraian, atau rumah anda terbakar sampai habis. Jadi ini adalah hal yang sangat besar. Jadi saya membutuhkan sesuatu yang dapat menghibur saya setelah meninggalkan kependetaan. Jadi saya memutuskan untuk pergi berlibur. Tapi saya tidak punya uang, jadi saya putuskan untuk mencari di internet tempat berlibur termurah yang bisa saya temukan dan tempat liburan termurah yang bisa saya temukan adalah liburan ke Mesir. Saya tidak tahu apa-apa mengenai Mesir. Pasir, unta, pyramid, owh dan satu masalah lagi, Muslim. Saya belum pernah bertemu seorang muslim pun dalam hidup saya. Semua yang saya ketahui mengenai Muslim adalah melalui apa yang diberitakan oleh televise. Bahwa mereka akan memotong tangan anda, dan mereka meledakkan diri mereka sendiri. Dan mereka memukul para wanita. Jadi saya berfikir ini mungkin agak sedikit berbahaya. Jika saya pergi liburan ke Mesir mungkin saya akan diculik. Mungkin muslim-muslim ini akan menahan saya dan memotong leher saya. Tapi akhirnya saya berfikir, saya tidak punya cukup uang jadi tidak ada pilihan. Jadi akhirnya daya berangkat.
Dan minggu ketika sedang berlibur di Mesir itu merubah hidup saya. Untuk pertama kalinya dalam hidup saya, saya berpapasan dan bertemu dengan Islam. Muslim pertama yang saya temui dalam hidup saya bukanlah seorang Syeikh yang ternama. Interaksi saya dengan Islam tidaklah melalui membaca buku tentang Islam atau menonton program televise. Atau mendengarkan ceramah melalui penceramah muslim (Da’i/Ustadz). Pengenalan saya kepada Islam datang dari seorang bocah kecil di jalanan yang sedang membersihkan sepatu. Dan saya berjalan melintasi dia suatu hari, dan dia melihat kulit putih saya, bocah kecil ini berperawakan kurus dan memakai sandal plastic di kakinya. Dan dia melihat kulit saya yang putih dan dia baerkata kepada saya “Assalamualaikum (Keselamatan menyertai anda)”. Dan dia bersungguh-sungguh mengatakannya. Anda tahu, bocah kecil ini bersungguh-sungguh. Bersungguh-sungguh…. “Keselamatan menyertai anda”. Dan seminggu liburan saya di Kairo saya selalu berjalan melewati bocah ini setiap hari didekat hotel saya. Dan saya belajar sedikit kosakata dalam Bahasa Arab, saya belajar mengucapkan “Bagaimana kabar kamu?”. Dan dia menjawab dengan mengatakan “Alhamdulillah” atau “Puji syukur kepada Allah”. Jadi perkenalan saya terhadap Islam datang dari seorang bocah kecil menyapa saya dengan kalimat “Assalamualaikum”. Dan kalimat “Puji syukur kepada Allah” (Alhamdulillah). Jadi di akhir minggu ketika saya kembali pulang dari Mesir saya tidak tahu apa-apa tentang Islam. Tapi saya sudah tahu bahwasanya Muslim telah menang atas berita-berita yang disampaikan oleh televise kepada saya.
Jadi saya kembali pulang, saya tidak memiliki pekerjaan, saya ingin mendapatkan pekerjaan. Jadi saya mendapat pekerjaan mengajar di sekolah. Latar belakang saya adalah juga dari lingkup mengajar. Jadi saya mendapatkan pekerjaan di sekolah negeri, saya rasa di Amerika dan Kanada anda menamakannya sekolah public. Dan ini adalah merupakan sebuah sekolah yang terkenal kenakalannya. Anak-anak di sekolah tersebut benar-benar nakal. Tapi mereka juga adalah anak-anak keturunan Arab, jadi kebanyakan mereka adalah Muslim. Jadi tugas saya adalah mengajarkan kepada mereka 6 agama besar yang ada di dunia. Budha, Hindu, Shikh, Kristen, Yahudi, dan Islam. Saya sudah tahu mengenai Kristen, dan saya juga cukup tahu mengenai Yahudi. Tapi saya tidak mengetahui empat agama lainnya. Jadi untuk mengajarkan Islam kepada anak-anak Muslim ini, dan saya mengajar menjelang ujian umum. Saya harus membaca satu buku setiap malamnya, dan membaca tentang Islam untuk diajarkan kepada mereka.
Dan semakin lama, semakin saya baca, semakin saya suka apa yang saya baca. Sampai saat 3 atau 4 bulan dalam perjalanan ini dan saya menyadari ketika saya menyebut nama Nabi Muhammad SAW  saya menitikkan air mata ketika sedang mengajar anak-anak, dan tenggorokan saya serasa tersedak. Yang mana saya harus segera berpura-pura karena anak-anak ini adalah anak-anak yang nakal, anda tahu, anda tak dapat membiarkan mereka tahu.
Ramadhan pun datang, dan mereka menghampiri saya dan berkata “Pak, kami tak punya tempat untuk sholat di bulan Ramadhan. Dan kelas anda adalah satu-satunya ruangan di sekolah ini yang memiliki karpet. Suatu kebetulan bukan? Ruangan saya adalah satu-satunya ruangan yang menggunakan karpet, dan tempat cuci tangan, mereka membutuhkannya untuk membersihkan diri sebelum melakukan sholat. Jadi mereka berkata. “bisakah kami menggunakan kelas anda untuk sholat?”. Jadi, ini adalah bagian dari perjalanan, selama masa Ramadhan tersebut mereka melaksanakan ibadah sholat. Dan saya duduk di bagian belakang, mempersiapkan pelajaran saya. Tapi pada dasarnya setelah beberapa hari saya mulai memperhatikan mereka beribadah. Dan saya memperhatikan mereka melakukan gerakan seperti ini (takbiratul ihram), lalu mereka ruku’. Dan saya menjadi sangat terpesona, saya membuka internet, dan tanpa memberitahu mereka saya mempelajari dengan sepenuh hati. Bahasa arab yang mereka ucapkan. Pada akhir Ramadhan, saya sudah tahu bagaimana cara sholat, anak-anak ini mengajarkan saya bagaimana caranya sholat. Diawal-awal Ramadhan, ketika mereka bertanya “bisakah kami sholat di ruangan anda?” dan saya bilang iya.
Saya juga bilang sebagai rasa solidaritas, saya bukan seorang Muslim, tapi saya akan berpuasa bersama kamu selama bulan Ramadhan. Nah, diakhir bulan Ramadhan itu saya sudah belajar bagaimana caranya sholat, dan berpuasa. Bukan karena Allah, tapi saya berpuasa untuk menyemangati mereka. Dan berbulan-bulan pun telah berlalu, dan saat itu saya sudah tahu bagaimana Muslim itu. Saya sudah tahu mereka adalah orang-orang yang baik, saya merasa nyaman dengan Muslim. Jadi saya mulai untuk pergi ke Mesjid Raya London untuk lebih mempelajari Islam untuk diri saya sendiri. Bukan untuk diajarkan tapi untuk hati dan pikiran saya sendiri. Dan diakhir salah satu pembicaraan yang diberikan oleh Yusuf Islam (Cat Stevens), seorang penyanyi. Diakhir pembicaraannya saya menghampirinya dan berkata “Saudaraku, apa yang kamu lakukan untuk menjadi seorang muslim?”. “saya tidak ingin menjadi seorang muslim, tapi, jika seseorang ingin menjadi muslim, apa yang akan anda lakukan?”.
Katanya, “pertama-tama Muslim percaya Tuhan yang Tunggal”. Saya bilang “Saya selalu percaya dengan Tuhan yang Tunggal”. Katanya, “Muslim sholat 5 kali sehari.”, dan saya berkata “sesungguhnya saya tahu bagaimana caranya sholat dalam Bahasa Arab.”. Dan dia memandang saya dengan keheranan. Dan katanya lagi “Muslim berpuasa di bulan Ramadhan.”. Dan saya berkata “sebenarnya saya juga berpuasa di bulan Ramadhan secara penuh.”. Dan dia menatap mata saya secara tajam, dan berkata kepada saya, “Saudaraku, anda sebenarnya sudah menjadi seorang muslim…anda mencoba menipu siapa?” . Dan pada saat dia mengatakan hal tersebut, suara Azan bergema di Mesjid.. “Allahuakbar..” untuk sholat Maghrib. Dan semua orang pergi ke atas untuk melakukan sholat di ruang sholat di atas. Dan saya seperti orang yang sedang mabuk. Karena saya bisa mendengar dalam fikiran saya “Saudaraku, siapa yang anda coba bodohi? Anda sudah menjadi Muslim sebenarnya”. Dan diluar saya bisa mendengar suara azan “Allahuakbar…”. Dan kami naik ke ruangan sholat. Para laki-laki sholat di ruangan tersebut, dan para wanita di atas balkon. Dan saya duduk bersandar di belakang saat sholat Maghrib dimulai. Dan jika memang seandainya para Malaikat datang ke dalam masjid, itu adalah hal yang paling indah. Ketika ayat Al-Quran mulai dibacakan, dan saya pun mulai menangis, dan saya menangis, menangis seperti seorang bayi. Dan saya tahu di dalam hati saya, seluruh perjalanan hidup saya telah menuntun saya kepada moment tersebut.
Pada saat sholat Maghrib telah selesai, saya menghampiri Yusuf Islam. Dan saya berkata, “Saudaraku, saya ingin menjadi seorang muslim, katakan apa yang harus saya lakukan?”. Katanya “Ucapkan kalimat ini, Ashadu an laa ilaa ha Ilallah, wa ashadu ana Muhammad darrasulullah…”. “saya bersaksi tiada Tuhan yang pantas disembah kecuali Allah, dan saya bersaksi bahwasanya Muhammad SAW itu adalah utusan Allah”. Dan tentunya semua saudara-saudara yang ada disitu memberi selamat kepada saya, rasanya sungguh sangat menakjubkan.




sumber : Youtube

Tidak ada komentar:

Posting Komentar