Kamis, 18 September 2014

Curcol semester 7 (bulan pertama)

hhm...mulai dari keberangkatan kembali ke kota perantauan aku.. Jekardah.. yepp
jantung deg-degan terus, berasa kayak pertama kali ke Jekardah. yah maklum aja sih, kurang lebih empat puluh harian liburan dirumah. libur pergantian semester enem ke semester toedjoeh.
sumpah baru kali ini nangis sepanjang perjalanan ke Jekardah. kalo di tanya malu, pasti malu. diliat orang-orang. dikira anak mamih. emang aku anak mamih sih (yalah, masa anak orang lewat). heuh. pokoknya rasanya campur aduk dah.
ga tega ngeliat ibu yang nungguin kereta berangkat di perbatasan pintu masuk. sedih banget. rasanya ga pengen ninggalin ibu saat itu. pengen nemenin ibu di rumah. tapi ya kenyataannya dirumah lama-lama juga bosen. harus berangkat keluar rumah untuk menata masa depan. yoii
KULIAH..
yah.. meneruskan sekolah tinggi di seberang kota. di kota besar. ibukota Indonesia. Jekardah.
kalo ditanya kenapa sekolah nya jauh-jauh di Jekardah? ya emang takdirnya disitu. mau gimana?
walaupun emang ga sesuai sama apa yang aku pengen. tapi aku yakin ini sekolah terbaik yang udah disediain Allah buat aku. bertemu dengan hal-hal baru. bertemu dengan orang-orang yang luar biasa.

ga terasa, udah semester toedjoeh aja. magang en seminar. mata kuliah yang aku ambil kali ini. masing-masing dua sks. so, semester ini total empat sks aku ambil.
luar biasa sekali rasanya. proposal seminar dua kali ditolak. gegara proposal pertama katanya udah pernah ada sebelumnya. proposal kedua ditolak katanya karena judulnya ga ilmiah. semua aku terima. lapaang. karena emang ya ga ada alasan aku melawan. siapa aku ? -_-
finally, judul ketiga yang aku ajuin akhirnya diterima. Alhamdulillah... itupun tak lepas dari bantuan Allah, orang tua, dan doa dari teman-teman semua. sayang banget sama kalian. sungguh.
ga nyangka disaat aku rapuh masih banyak yang peduli. aku terharu. :')

and this time. detik ini juga. aku lagi nunggu pengumuman magang di p*******t. sampe sekarang belum juga ada kabar. luar biasa. aku pasrah. lillahita'ala dengan semua hasilnya. apapun hasilnya yakin itu yang terbaik dari Allah.

Jumat, 12 September 2014

I think

Hidup itu hanya butuh dua buku, satu untuk ditangan kanan, satu ditangan kiri. Yang ditangan kanan adalah buku untuk menuliskan amal2 baik kita, yang ditangan kiri adalah buku untuk menuliskan amal2 buruk kita.
Tapi kita hanya perlu 1 pensil dan 1 penghapus. 1 pensil untuk menulis amal2 baik kita, 1 penghapusnya untuk menghapus amal2 buruk kita.
Jangan sampai kebalik yah kawan. Sama2 mengingatkan ke hal baik. Bukan menjelekkan yang lain. Belum tentu apa yang menurut kita buruk adalah buruk dimata Allah. Sesungguhnya hanya Allah yang mengetahui segala amal baik hamba-hambaNya. Tugas kita cukup mengingatkan. Bukan menghisab.

Rabu, 10 September 2014

about Seminar

jujur hati aku hampa.. 2 kali judul seminar yang aku ajuin di tolak sama pihak kampus..

Selasa, 09 September 2014

Sebuah Cerita

JANGANLAH MERASA.

"Suatu hari di tepi sungai Dajlah, Hasan al-Basri melihat seorang pemuda duduk berdua-duaan dengan seorang perempuan. Di sisi mereka terletak sebotol arak.

Kemudian Hasan berbisik dalam hati, “Alangkah buruk akhlak orang itu dan baiknya kalau dia seperti aku!”

Tiba-tiba Hasan melihat sebuah perahu di tepi sungai yang sedang tenggelam. Lelaki yang duduk di tepi sungai tadi segera terjun untuk menolong penumpang perahu yang hampir lemas karena karam.
Enam dari tujuh penumpang itu berhasil diselamatkan.

Kemudian dia berpaling ke arah Hasan al-Basri dan berkata, “Jika engkau memang lebih mulia daripada saya, maka dengan nama Allah, selamatkan seorang lagi yang belum sempat saya tolong. Engkau diminta untuk menyelamatkan satu orang saja, sedang saya telah menyelamatkan enam orang.”

Bagaimanapun Hasan al-Basri gagal menyelamatkan yang seorang itu. Maka lelaki itu bertanya padanya. “Tuan, sebenarnya perempuan yang duduk di samping saya ini adalah ibu saya sendiri, sedangkan botol itu hanya berisi air biasa, bukan anggur atau arak.”

Hasan al-Basri tertegun lalu berkata, “Kalau begitu, sebagaimana engkau telah menyelamatkan enam orang tadi dari bahaya tenggelam ke dalam sungai, maka selamatkanlah saya dr tenggelam dalam kebanggaan dan kesombongan.”

Lelaki itu menjawab, “Mudah-mudahan Allah mengabulkan permohonan tuan.”

Semenjak itu, Hasan al-Basri semakin dan selalu merendahkan hati bahkan ia menganggap dirinya sebagai makhluk yang tidak lebih daripada orang lain.

Jika Allah membukakan pintu shalat tahajud untuk kita, janganlah lantas kita memandang rendah saudara seiman yang sedang tertidur pulas.

Jika Allah membukakan pintu puasa sunnah, janganlah lantas kita memandang rendah saudara seiman yang tidak ikut berpuasa sunnah.

Bisa jadi orang yang gemar tidur dan jarang melakukan puasa sunnah itu lebih dekat dengan Allah, daripada diri kita.Ilmu Allah sangat amatlah luas...

Jangan pernah ujub & sombong pada amalanmu.
sumber:Ust Aidil Heryana

Bebas Finansial Ala Rasulullah dengan Sedekah

Dengan langkah gontai, laki-laki itu datang menghadap Rasulullah. Ia sedang didera problem finansial; tak bisa memberikan nafkah kepada keluarganya. Bahkan hari itu ia tidak memiliki uang sepeserpun.

Dengan penuh kasih, Rasulullah mendengarkan keluhan orang itu. Lantas beliau bertanya apakah ia punya sesuatu untuk dijual. “Saya punya kain untuk selimut dan cangkir untuk minum ya Rasulullah,” jawab laki-laki itu.

Rasulullah pun kemudian melelang dua barang itu.

“Saya mau membelinya satu dirham ya Rasulullah,” kata salah seorang sahabat.

“Adakah yang mau membelinya dua atau tiga dirham?” tanya Rasulullah.

Inilah lelang pertama dalam Islam. Dan lelang itu dimenangkan oleh seorang sahabat lainnya. “Saya mau membelinya dua dirham”

Rasulullah memberikan hasil lelang itu kepada laki-laki tersebut. “Yang satu dirham engkau belikan makanan untuk keluargamu, yang satu dirham kau belikan kapak. Lalu kembalilah ke sini.”

Setelah membelikan makanan untuk keluarganya, laki-laki itu datang kembali kepada Rasulullah dengan sebilah kapak di tangannya. “Nah, sekarang carilah kayu bakar dengan kapak itu…” demikian kira-kira nasehat Rasulullah. Hingga beberapa hari kemudian, laki-laki itu kembali menghadap Rasulullah dan melaporkan bahwa ia telah mendapatkan 10 dirham dari usahanya. Ia tak lagi kekurangan uang untuk menafkahi keluarganya.

Salman Al Farisi punya rumus 1-1-1. Bermodalkan uang 1 dirham, ia membuat anyaman dan dijualnya 3 dirham. 1 dirham ia gunakan untuk keperluan keluarganya, 1 dirham ia sedekahkan, dan 1 dirham ia gunakan kembali sebagai modal. Sepertinya sederhana, namun dengan cara itu sahabat ini bisa memenuhi kebutuhan keluarganya dan bisa sedekah setiap hari. Penting dicatat, sedekah setiap hari.

Nasehat Rasulullah yang dijalankan oleh laki-laki di atas dan juga amalan Salman Al Farisi memberikan petunjuk kepada kita cara dasar mengelola keuangan. Yakni, bagilah penghasilan kita menjadi tiga bagian; satu untuk keperluan konsumtif, satu untuk modal dan satu untuk sedekah. Pembagian ini tidak harus sama persis seperti yang dilakukan Salman Al Farisi.

KEPERLUAN KONSUMTIF

Untuk soal ini, rasanya tidak perlu diperintahkan pun orang pasti melakukannya. Bahkan banyak orang yang menghabiskan hampir seluruh penghasilannya untuk keperluan konsumtif. Tidak sedikit yang malah terjebak pada masalah finansial karena terlalu menuruti keinginan konsumtif hingga penghasilannya tak tersisa, bahkan akhirnya minus.

Yang perlu menjadi catatan, bagi seorang suami, membelanjakan penghasilan untuk keperluan konsumtif artinya adalah memberikan nafkah kepada keluarganya. Jangan sampai seperti sebagian laki-laki yang menghabiskan banyak uang untuk rokok dan ke warung, sementara makanan untuk anak dan istrinya terabaikan.

MODAL

Sisihkanlah penghasilan atau uang Anda untuk modal. Bahkan, kalaupun Anda adalah seorang karyawan atau pegawai. Sisihkanlah setiap bulan gaji Anda untuk menjadi modal atau membeli aset. Menurut Robert T. Kyosaki, inilah yang membedakan orang-orang kaya dengan orang-orang kelas menengah dan orang miskin. Orang kaya membeli aset, orang kelas menengah dan orang miskin menghabiskan uangnya untuk keperluan konsumtif. Dan seringkali orang kelas menengah menyangka telah membeli aset, padahal mereka membeli barang konsumtif; liabilitas.

Aset adalah modal atau barang yang menghasilkan pemasukan, sedangkan liabilitas adalah barang yang justru mendatangkan pengeluaran. Barangnya bisa jadi sama, tetapi yang satu aset, yang satu liabilitas. Misalnya orang yang membeli mobil dan direntalkan. Hasil rental lebih besar dari cicilan. Ini aset. Tetapi kalau seseorang membeli mobil untuk gengsi-gengsian, ia terbebani dengan cicilan, biaya perawatan dan lain-lain, ini justru menjadi liabilitas. Robert T Kiyosaki menemukan, mengapa orang-orang kelas menengah sulit menjadi orang kaya, karena berapapun gaji atau penghasilan mereka, mereka menghabiskan gaji itu dengan memperbesar cicilan. Berbeda dengan orang yang membeli aset atau modal yang semakin lama semakin banyak menambah kekayaan mereka.

Jangan dianggap bahwa aset atau modal itu hanya yang terlihat, tangible. Ada pula yang tak terlihat, intangible. Contohnya ilmu dan skill. Jika Anda adalah tipe profesional, meningkatkan kompetensi dan skill adalah bagian dari modal, bagian dari aset. Dengan kompetensi yang makin handal, nilai Anda meningkat. Penghasilan juga meningkat.

SEDEKAH

Jangan lupa sisihkan penghasilan Anda untuk sedekah. Mengapa? Sebab ia adalah bekal untuk kehidupan yang hakiki di akhirat nanti. Baik sedekah wajib berupa zakat maupun sedekah sunnah.

Apa yang dilakukan Salman Al Farisi adalah amal yang luar biasa. Ia bersedekah senilai apa yang menjadi keperluan konsumtif keluarganya. Jadi kita kita punya gaji atau penghasilan tiga juta, lalu kebutuhan konsumtif keluarga kita satu juta, kita baru bisa menandingi Salman Al Farisi jika bersedekah satu juta pula. Namun karena ada hadits Rasulullah yang menyebutkan bahwa sedekah satu bukit tidak dapat menyamai sedekah satu mud para sahabat, kita tak pernah mampu menandingi sedekah Salman Al Farisi.

Harta sejati kita yang bermanfaat di akhirat nanti adalah apa yang kita sedekahkan. Lalu mengapa kita membagi penghasilan kita menjadi tiga bagian; konsumsi, modal dan sedekah? Mengapa tidak semuanya disedekahkan? Sebab konsumsi dan modal sesungguhnya juga pendukung sedekah kita. Jika keperluan konsumsi kita terpenuhi, maka fisik kita relatif lebih sehat. Dengan fisik yang sehat, kita bisa beribadah dan bekerja yang sebagian hasilnya untuk sedekah. Mengapa perlu mengalokasikan untuk modal/aset? Karena ia akan semakin memperbesar pemasukan kita dan dengannya kita menjadi lebih mudah untuk bersedekah dalam jumlah lebih besar dan juga lebih banyak beramal. [Muchlisin BK/keluargacinta.com]

Senin, 08 September 2014

Yep!

Aku!
Yep aku itu tidaklah sesempurna seperti yang kamu fikirkan. Aku pun tak sebodoh seperti yang kamu fikirkan. Aku adalah aku dengan segala keterbatasan dan kelebihan yang aku punya.

Terkadang dimata orang aku adalah sosok yang pendiam, alim, lugu, polos, dan yaa gitu deh (katanya, entahlah kata siapa, aku ngarang, haha). Memang mungkin Allah menutup aib setiap orang yang Ia kehendaki. Mungkin akulah salah satunya.

Dan aku yakin bukan hanya aku. Semua orang pun pasti mempunyai sisi lain yang tidak dia tunjukan ke orang lain. Melainkan hanya Allah yang mengetahui. Karna memang Allah Maha Tahu segalanya. Jadi jangan pernah main-main dengan kehidupan, jangan pernah seenaknya, hendaknya kita itu harus selalu merasa diawasi Allah. Jadi ya tingkah laku kita bisa kita kendalikan, dan ingat bahwa Allah tahu akan perbuatan kita, jadi sebisa mungkin diri ini melawan bisikan-bisikan setan yang menggoda iman kita sewaktu-waktu.

Oke skip!

Lanjut.
Aku tu terkadang bingung kalo ditanya "apa kelebihan yang kamu punya?", mungkin aku bisa menjawab dengan lantang "saya bisa mengetik sepuluh jari dengan cepat". Haha lucu. Emang lucu. Tapi mau gimana? Itu memang kelebihan aku kok. Emm selain itu aku itu cantik. Alhamdulillah karna emang aku dianugerahkan menjadi seorang wanita, jadi diberi kelebihan berupa kecantikan ;) . Yaah itu sih emang semua wanita juga cantik keleus yu. -__-" (yah gapapa, ini namanya bersyukur atas anugerahNya, hehe)
Parahnya lebih bingung lagi kalo ditanya kekurangan. Saking banyaknya sampe bingung mau nyebutin atu-atu. Malu sama teman-teman semua. Hehe
Tapi friend... aku anggap semua kekurangan aku adalah sesuatu yang terkadang memotivasi aku untuk menjadi lebih baik loh guys. Percaya ngga percaya.
Nih ya
Yang tadinya ga bisa jalan, akhirnya bisa jalan, bahkan berlari.
Yang tadinya ga bisa bicara, akhirnya bisa bicara, bahkan menyanyi.
Yang tadinya ga bisa baca, akhirnya bisa baca, bahkan menulis.
Yang tadinya cuma bisa disuapin, akhirnya bisa makan sendiri, bahkan memasak.
Itulah sekelumit kisah kebanyakan manusia di seantero jagat raya ini. Pasti kalian ngerasain juga kan?^^
Luar biasa yah temen-temen anugerah Sang Maha Kuasa itu. Ga bisa loh kita sebutin satu-satu, karena saking banyaknya.
So, guys, jangan pernah mengeluh dengan kekurangan yang ada. Sungguh mengeluh ga ada gunanya, ujung-ujungnya kita yang stress sendiri, nanti tiba-tiba denger kabar udah bunuh diri aja. Naudzubillah ya.
Pernah sih denger kata temen
"Banyak orang berfikir bahwa hidup itu harus dijalani dengan optimis akan hasil yang dicapai, tapi ternyata hidup ini hanya perlu dijalani sebaik mungkin dengan penuh keberserahan pada Allah.
Hasil itu betul-betul wilayah-Nya. Sehingga berpikir tentang hasil membuat kita malu kepada-Nya. Dan berpikir tentang hasil hanya menambah ketegangan hidup. Gak penting banget.
Seolah-olah Allah berkata pada : "Tuhanmu itu Aku, bukan Hasil. Maka ingatlah Aku, biar "Hasil" kuaturkan untukmu. Lalu sembahlah Aku sebaik yang kamu bisa"."
So guys, dari kutipan diatas, bisalah disimpulkan, bahwa hidup janganlah hanya sekedar hidup, kalau sekedar hidup, para binatang pun bisa melakukannya, menghalalkan segala cara untuk dapat bertahan hidup. Bedanya dengan kita adalah kita diberi akal, yang tak ada seorang pun bisa membeli atau menduplikasinya. Allah kasih satu orang satu. Jadi gunakanlah akal kita untuk berfikir, untuk bisa membedakan mana yang benar, mana yang salah. Walaupun terkadang kita melakukan khilaf, tapi percayalah dibalik itu semua kita telah belajar dari kesalahan yang ada. Tak ada satupun manusia yang luput dari kesalahan, kecuali Nabi. Jadi, percayalah dari semua kejadian yang telah kita lalhi sampai detik ini pasti terdapat hikmah yang Allah sembunyikan dibelakangnya, hanya terkadang kita tak menyadarinya, maka beruntunglah bagi orang-orang yang berfikir :). Itulah gunanya manusia diberi akal oleh Allah untuk berfikir.
Imam Hasan al-Bashri pernah ditanya tentang rahasia zuhudnya. Beliau menjawab, “Aku tahu rezekiku tidak akan bisa diambil orang lain.Karena itu, hatikupun jadi tenteram. Aku tahu amalku tidak akan bisa dilakukan oleh selainku. Karena itu, aku pun sibuk beramal. Aku tahu Allah selalu mengawasiku. Karena itu, aku malu jika Dia melihatku di atas kemaksiatan. Aku pun tahu kematian menungguku. Karena itu, aku mempersiapkan bekal untuk berjumpa dengan-Nya.”
Bagitulah pesan singkat yang sangat aku suka. Benar-benar meyakinkan aku bahwa Allah telah menyediakan rezeki setiap hambaNya masing-masing. Jadi ga ada perlunya untuk yang namanya hati iri, dengki, benci dengan seseorang yang punya kelebihan dan keberuntungan melebihi apa yang kita dapat.

Sabtu, 06 September 2014

KuasaMu

Dalam keheningan ku bersimpuh
Ku buka lembaran-lembaran hitam-Mu
Ku temukan damai membaca sabda-Mu
Tuhan ku memohon, Tuhan ku memohon
Pancarkan cahaya di hidupku

Tuhan ku percaya engkau pasti telah
Merencanakan yang terbaik untuk diriku
Agar ku tak jatuh dan selalu ada di jalan-MU

Tak perlu ku lihat, tanpa ku mendengar
Dapat ku rasakan, selalu ku rasakan
Betapa besarnya kuasaMu

Tuhan ku percaya engkau pasti telah
Merencanakan yang terbaik untuk diriku
Agar ku tak jatuh dan selalu ada di jalan-MU
KepadaMu ku meminta ku menyembah ku bersujud

Tuhan aku percaya yang pasti berikan
Telah Kau sediakan semua bagi hambaMu
Tanpa Kau bedakan

Tuhan jangan biarkan
Hatiku mengeluh meragukan rahmatMu
Tuhan, hanya Engkaulah penuntun langkahku
Tuk selalu ada di jalanMu, tetap di jalanMu

Tulisan diatas merupakan lirik sebuah lagu yang berjudul KuasaMu yang dinyanyikan oleh Bunga Citra Lestari sebagai Ost. Sinetron CHSI(Catatan Hati Seorang Istri).
Ditengah pusingnya memikirkan judul seminar di semester 7 kali ini, reff lagu ini terngiang-ngiang dalam otakku.
- Tuhan ku percaya Engkau pasti telah merencanakan yang terbaik untuk diriku agar ku tak jatuh dan slalu ada di jalanMu -
Lagu ini juga yang cukup membuatku teringat bahwa Allah pasti kan memberi yang terbaik untuk hambaNya.  Membuatku menjadi tidak mudah mengeluh dan percaya bahwa setiap kesulitan pasti ada kemudahan yang Allah bakal kasih dibelakang. Tinggal kesabaran kita saja yang perlu di uji. Sabar.. sabar dan sholat, begitulah Nabi bilang. Sesungguhnya Allah beserta orang yang bersabar. Sesungguhnya Allah beserta orang yang beriman. Jangan menangis.
Mudah-mudahan Allah memperlancar segalanya, senantiasa memberi kekuatan pada kita dalam menjalani kehidupan yang singkat nan fana ini. Semoga Allah senantiasa mengingatkan kita bahwa kegagalan di dunia bukanlah akhir dari segalanya. Semoga Allah senantiasa menjaga nikmat Islam, nikmat Iman, nikmat sehat kita agar kita tak mudah jatuh dan tersesat.
Allahku, ya Rabb kami, Maha Pencipta kami. Bimbinglah kami agar selalu ada dijalanMu. Betapa susah pun jalan itu, mudahkanlah kami untuk melaluinya.
Hanya Engkau yang tau apa yang terbaik untuk kami. Ku serahkan semua padaMu wahai Sang Kuasa.
Ingatlah Allah dan bawalah Allah dalam setiap aktivitasmu.
Se ma ngat seminar, magang untuk semester 7 ay!
Semangat untuk masa depan lebih baik!
Bismillah!