Jumat, 25 November 2016

Negeri Tanpa Ayah

1⃣▶Jika memiliki anak sudah ngaku-ngaku jadi AYAH, maka sama anehnya dengan orang yang punya bola ngaku-ngaku jadi pemain bola.
2⃣▶AYAH itu gelar untuk lelaki yang mau dan pandai mengasuh anak bukan sekedar `membuat` anak.
3⃣▶Jika AYAH mau terlibat mengasuh anak bersama ibu, maka separuh permasalahan negeri ini teratasi.
4⃣▶AYAH yang tugasnya cuma ngasih uang, menyamakan dirinya dengan mesin ATM. Didatangi saat anak butuh saja.
5⃣▶Akibat hilangnya fungsi tarbiyah dari AYAH, maka banyak AYAH yang tidak tahu kapan anak lelakinya pertama kali mimpi basah.
6⃣▶Sementara anak dituntut sholat shubuh padahal ia dalam keadaan junub. Sholatnya tidak sah. Dimana tanggung jawab AYAH?
7⃣▶Jika ada anak durhaka, tentu ada juga AYAH durhaka. Ini istilah dari Umar bin Khattab.
8⃣▶AYAH durhaka bukan yang bisa dikutuk jadi batu oleh anaknya. Tetapi AYAH yang menuntut anaknya shalih dan shalihah namun tak memberikan hak anak di masa kecilnya.
9⃣▶AYAH ingin dido’akan masuk surga oleh anaknya, tapi tak pernah berdo’a untuk anaknya.
1⃣0⃣▶AYAH ingin dimuliakan oleh anaknya tapi tak mau memuliakan anaknya.
1⃣1⃣▶Negeri ini hampir kehilangan AYAH. Semua pengajar anak di usia dini diisi oleh kaum ibu. Pantaslah negeri kita dicap fatherless country.
1⃣2⃣▶Padahal keberanian, kemandirian dan ketegasan harus diajarkan di usia dini. Dimana AYAH sang pengajar utama?.
1⃣3⃣▶Dunia AYAH saat ini hanyalah Kotak. Yakni koran, televisi dan komputer. AYAH malu untuk mengasuh anak apalagi jika masih bayi.
1⃣4⃣▶Banyak anak yang sudah merasa yatim sebelum waktunya sebab AYAH dirasakan tak hadir dalam kehidupannya.
1⃣5⃣▶Semangat qur’an mengenai pengasuhan justru mengedepankan AYAH sebagai tokoh. Kita kenal Lukman, Ibrahim, Ya`qub, Imran. Mereka adalah contoh AYAH yang peduli.
1⃣6⃣▶Ibnul Qoyyim dalam kitab tuhfatul maudud berkata, “Jika terjadi kerusakan pada anak penyebab utamanya adalah AYAH”.
1⃣7⃣▶Ingatlah! Seorang anak bernasab kepada AYAH-nya bukan ibu. Nasab yang merujuk pada anak menunjukkan kepada siapa Allah meminta pertanggungjawaban kelak.
1⃣8⃣▶Rasulullah yang mulia sejak kecil ditinggal mati oleh AYAH-nya. Tapi nilai-nilai ke-AYAH-an tak pernah hilang didapat dari sosok kakek dan pamannya.
1⃣9⃣▶Nabi Ibrahim adalah AYAH yang super sibuk. Jarang pulang. Tapi dia tetap bisa mengasuh anak meski dari jauh. Terbukti 2 anaknya menjadi Nabi.
2⃣0⃣▶Generasi sahabat menjadi generasi gemilang karena AYAH amat terlibat dalam mengasuh anak bersama ibu. Mereka digelari umat terbaik.
2⃣1⃣▶Di dalam quran ternyata terdapat 17 dialog pengasuhan. 14 diantaranya yaitu antara AYAH dan anak. Ternyata AYAH lebih banyak disebut.
2⃣2⃣▶Mari ajak AYAH untuk terlibat dalam pengasuhan baik di rumah, sekolah dan masjid.
2⃣3⃣▶Harus ada sosok AYAH yang mau jadi guru TK dan TPA. Agar anak kita belajar kisah Umar yang tegas secara benar dan tepat. Bukan ibu yang berkisah tapi AYAH!
2⃣4⃣▶AYAH pengasuh harus hadir di masjid. Agar anak merasa tentram berlama-lama di dalamnya. Bukan was-was atau merasa terancam dengan hardikan.
2⃣5⃣▶Jadikan anak terhormat di masjid. Agar ia menjadi generasi masjid. Dan AYAH yang membantunya merasa nyaman di masjid.
2⃣6⃣▶Ibu memang madrasah pertama seorang anak. Dan AYAH yang menjadi kepala sekolahnya.
2⃣7⃣▶AYAH kepala sekolah bertugas menentukan visi pengasuhan bagi anak sekaligus mengevaluasinya. Selain juga membuat nyaman suasana sekolah yakni ibunya.
2⃣8⃣▶Jika AYAH hanya mengurusi TV rusak, keran hilang, genteng bocor di dalam rumah, ini bukan AYAH `kepala sekolah` tapi AYAH `penjaga sekolah`.
2⃣9⃣▶Ibarat burung yang punya dua sayap. Anak membutuhkan kedua-duanya untuk terbang tinggi ke angkasa. Kedua sayap itu adalah AYAH dan ibunya.
3⃣0⃣▶Ibu mengasah kepekaan rasa, AYAH memberi makna terhadap logika. Kedua-duanya dibutuhkan oleh anak.
3⃣1⃣▶Jika ibu tak ada, anak jadi kering cinta. Jika AYAH tak ada, anak tak punya kecerdasan logika.

Selasa, 22 November 2016

Inspirasi

Luar biasa!! Ini sangat menginspirasi… Semoga bisa menjadi inspirasi juga bagi Pembaca disini!

* Membawa selusin bodyguard bukan jaminan keamanan. Tapi rendah hati, ramah, dan tidak mencari musuh, itulah kunci keamanan.

* Obat dan vitamin bukan jaminan hidup sehat. Jaga ucapan, jaga hati, istirahat cukup, makan dengan gizi seimbang dan olahraga yang teratur, itulah kunci hidup sehat.

* Rumah mewah bukan jaminan keluarga bahagia. Saling mengasihi, menghormati, dan memaafkan, itulah kunci keluarga bahagia.

* Gaji tinggi  bukan jaminan kepuasan hidup. Bersyukur, berbagi, dan saling menyayangi, itulah kunci kepuasan hidup.

* Kaya raya  bukan jaminan hidup terhormat. Tapi jujur, sopan, murah hati, dan menghargai sesama, itulah kunci hidup terhormat.

* Hidup berfoya-foya bukan jaminan banyak sahabat. Tapi setia kawan, bijaksana, mau menghargai, menerima teman apa adanya dan suka menolong, itulah kunci banyak sahabat.

* Kosmetik bukan jaminan kecantikan. Tapi semangat, kasih, ceria, ramah, dan senyuman, itulah kunci kecantikan.

* Satpam dan tembok rumah yang kokoh bukan jaminan hidup tenang. Hati yang damai, kasih dan tiada kebencian itulah kunci ketenangan dan rasa aman.

* Hidup kita itu sebaiknya ibarat “bulan & matahari”—dilihat orang atau tidak, ia tetap bersinar. Dihargai orang atau tidak, ia tetap menerangi. Diterimakasihi atau tidak, ia tetap “berbagi”.

* Jika Anda bilang Anda susah, banyak orang yang lebih susah dari Anda.
 Jika Anda bilang Anda kaya, banyak orang yang lebih kaya dari Anda. Di atas langit, masih ada langit. Suami, istri, anak, jabatan, harta adalah “titipan sementara”. Itulah kehidupan.

* Nikmatilah hidup selama Anda masih memilikinya dan terus belajar untuk bersyukur dengan keadaanmu! Karena Anda tidak akan tahu kapan Sang Pemilik Raga akan datang dan mengatakan pada Anda, *“Ini saatnya pulang!”— memaksa Anda meninggalkan apa pun yang Anda cintai, dan Anda banggakan, serta sombongkan.

Bob Sadino

Sabtu, 12 November 2016

4 Level Rezeki

1. REZEKI LEVEL PERTAMA

"Tidak suatu binatangpun (termasuk manusia) yang bergerak di atas bumi ini yang tidak dijamin oleh Allah rezekinya."
(QS. 11: 6)[⋅}

Artinya Allah akan memberikan kesehatan, makan, minum untuk seluruh makhluk hidup di dunia ini. Ini adalah rezeki dasar yang terendah.

2. REZEKI LEVEL KEDUA

"Tidaklah manusia mendapat apa-apa kecuali apa yang telah dikerjakannya"
(QS. 53: 39)

Allah akan memberikan rezeki sesuai dengan apa yang dikerjakannya. Jika ia bekerja dua jam, dapatlah hasil yang dua jam.

Jika kerja lebih lama, lebih rajin, lebih berilmu, lebih sungguh-sungguh, ia akan mendapat lebih banyak.

Tidak pandang dia itu beragama apapun..

3. REZEKI LEVEL KETIGA

“... Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih."
 (QS. 14: 7)

Inilah rezeki yang disayang Allah.
Orang-orang yang pandai bersyukur akan dapat merasakan kasih sayang Allah & mendapat rezeki yang lebih banyak.

Itulah Janji Allah! Orang yang pandai bersyukurlah yang dapat hidup bahagia, sejahtera & tentram. Usahanya akan sangat sukses, karena Allah tambahkan selalu.

4. REZEKI LEVEL KEEMPAT

".... Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.”
(QS. Ath-Thalaq/65: 2-3)[⋅}

Di manapun level rezeki kita saat ini, Semoga sll dlm keberkahanNYA..                    Aamiin Allahumma Aamiin