Selasa, 31 Maret 2015

3 Cara Efektif Membuang Rasa Malas

ADZAN shubuh sudah berkumandang, tetapi Herman masih enggan bangun. Sekejap terdengar olehnya suara rintik hujan. Dan, seketika itu ia langsung menarik selimutnya lagi dan tidur lagi. Begitulah Herman setiap paginya. Lain halnya dengan Hendra. Meski ia tidak pernah terlambat sholat Shubuh, ia selalu terlambat berangkat ke sekolah. Bukan karena apa-apa. Ia agak enggan melepas gad-get-nya setiap usai sholat Shubuh. Begitulah Hendra setiap paginya. Sementara itu Humam, ia suka sekali mengerjakan apapun menjelang deadline (batas akhir). Ia memang sering mengatakan bahwa dirinya tak pernah mampu mengatur waktu, sehingga selalu saja mengerjakan apapun yang penting setelah benar-benar dekat deadline.
Sahabat, ketiga anak muda tadi mengidap satu penyakit yang sama, meski beda bentuknya, yakni malas. Umumnya, penyakit mental ini banyak menerpa kalangan muda, terutama kala mereka harus melakukan apa yang sudah mereka pahami sebagai suatu hal yang mesti disegerakan. Tetapi, bukan berarti semua yang sudah tak muda lagi telah terbebas dari sifat malas ini.
Malas bisa menyerang siapa saja dan kapan serta dimana saja. Oleh karena itu, ayuk kita kenali bersama-sama apa malas itu dan mengapa malas itu hadir serta bagaimana cara mengusirnya. Dalam satu bahasan psikologi malas itu diartikan sebagai keengganan seseorang untuk melakukan sesuatu yang seharusnya atau sebaiknya dia lakukan. Wujudnya bisa bermacam-macam. Diantaranya adalah
menolak tugas, tidak disiplin, tidak tekun, suka menunda sesuatu, mengalihkan diri dari kewajiban, dan selalu mencari alasan-alasan pembenaran. Tentu saja, sikap
seperti itu merupakan perilaku negatif yang sangat merugikan, baik masa kini lebih-lebih masa depan.
Pertanyannya, mengapa malas itu hadir? Ada banyak sebab. Meski pada prinsipnya malas juga bagian dari sifat bawaan manusia. Tetapi, dalam hal ini kita tetap perlu mengetahui, mengapa malas itu hadir.
Pertama, malas hadir karena hati kita lebih tertarik pada hal-hal yang mengasyikkan atau melenakan. Seperti
tidur saat Shubuh, itu kan enak dalam pengertian malas. Kemudian main gad-get, itu kan asyik dan melenakan, sehingga tanpa terasa seseorang tanpa sadar dan
penyesalan kehilangan waktu.
Kedua, malas hadir karena belum adanya kesungguhan hati untuk berkomitmen mendisiplinkan diri, baik dalam hal waktu, tugas, maupun ibadah. Kalau seseorang tidak benar-benar mengikrarkan diri dan berusaha mati-matian untuk disiplin alias tidak malas, sampai kapanpun malas akan mudah menyerang.
Ketiga, faktor pergaulan. Bagaimana kita mau disiplin belajar, ibadah dan mengerjakan tugas sekolah, kalau kita bergaulnya sama orang-orang yang malas, suka hura-hura dan sebagainya.
Mengusir Malas
Kalau begitu bagaimana cara mengusir malas? Secara teori baik dalam tinjauan psikologis dan motivasi banyak cara. Tetapi, coba deh resep yang disampaikan oleh Nabi
Muhammad Shallallahu ‘Alayhi Wasallam.
Pertama , memahami konsep waktu. “ Jika kamu berada di sore hari jangan tunggu pagi hari dan jika kamu berada di pagi hari jangan tunggu sore hari, gunakanlah waktu
sehatmu untuk (persiapan saat) sakitmu dan kehidupanmu untuk kematianmu. ” (HR. Imam Bukhari).
Pahami benar pentingnya waktu. Kalau ada hal paling misteri di muka bumi ini, itulah waktu. Mengapa kita tidak boleh menunda apalagi malas, karena waktu tak ada yang bisa jamin. Dan, boleh jadi saat kita menunda suatu pekerjaan pada suatu waktu, eh ternyata kala waktu itu tiba, datang kesibukan lainnya. Akhirnya apa? Ya ujung-ujungnya, semua gak ada yang terlaksana. Jatuh deh kredibilitas diri kita.
Oleh karena itu, kita harus benar-benar memahami konsep waktu ini dengan baik. Sebab waktu tak akan pernah bisa kembali. Itulah mengapa Imam Ghazali mengatakan yang terjauh dari hidup kita itu adalah
waktu.
Kedua , milikilah mental bersegera dalam kebaikan dan ampunan-Nya. Setelah memahami pentingnya waktu, ikutilah perintah Allah Ta’ala untuk kita bersegera dalam kebaikan dan ampunan Allah Ta’ala. Ya, kalau dengar adzan, berjuanglah untuk bisa sholat tepat waktu, syukur berjama’ah ke masjid.
Ketiga, berdoalah kepada Allah Ta’ala. Trik dan tips apapun tidak akan benar-benar menyelamatkan diri kita dari malas jika tanpa pertolongan Allah kepada kita. Oleh karena itu Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi Wasallam mengajarkan kita sebuah doa agar dilindungi dari sifat malas.
“Ya Allah ya Tuhan kami, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu daripada keluh kesah dan dukacita, aku berlindung kepada-Mu dari lemah kemauan dan malas,
aku berlindung kepada-Mu daripada sifat pengecut dan kikir, aku berlindung kepada-Mu daripada tekanan hutang dan kezaliman manusia. ” (HR Abu Dawud). Wallahua’lam.*

Rep: Imam Nawawi
Editor: Cholis Akbar

Sabtu, 21 Maret 2015

Cinta

Cinta.. lima huruf yang memiliki makna yang sangat luas dan berbeda-beda bagi insan yang merasakannya..
Percaya tidak percaya..cinta itu datang tiba-tiba..entah apa alasan dibalik kedatangan cinta itu..
Memang, pada kenyataannya tak harus memiliki alasan untuk mencintai seseorang.. karna cinta itu fitrah..
Bahkan terkadang, kita tak mengerti betul apa sebenarnya cinta itu..
Ketika kita telah memiliki satu nama untuk kita simpan dalam hati kita, terkadang dalam sekejap itu bisa terhapus dan tergantikan dengan mudahnya.. oleh waktu..
Hanya saja.. sebagian orang ketika mereka kehilangan sosok yang dicintainya itu.. entah apapun alasannya..